Minggu, 26 Juli 2020

Pakai Bra Saat Tidur Cegah Payudara Kendur? Cek 4 Mitos dan Faktanya

Wanita pada umumnya tentu ingin bentuk payudara tetap kencang dan tidak kendur. Banyak faktor yang diklaim selama ini bisa menyebabkan payudara kendur.
Namun, ternyata banyak mitos yang beredar terkait payudara kendur. Salah satunya menyusui disebut menyebabkan payudara kendur, ini adalah mitos belaka.

Dikutip dari Prevention, berikut 4 mitos dan fakta seputar payudara kendur.

1. Menyusui dapat menyebabkan payudara kendur
Tidak benar. Menurut sebuah penelitian Journal Aesthetic Surgery tahun 2008, menyusui bukanlah faktor risiko kendurnya payudara.

"Payudara bertambah besar dengan kehamilan dan akan tetap membesar dengan menyusui, tetapi mereka perlahan menyusut kembali setelah seorang wanita selesai menyusui, penurunan berat badan membuat payudara itu kendur," kata Mary Jane Minkin, MD, seorang profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Yale University School of Medicine.

2. Tidak pakai bra saat tidur bikin payudara kendur
Selama ini masih ada yang percaya mengenakan bra saat tidur mencegah payudara kendur, tetapi sama sekali tidak ada bukti yang menyebut hal tersebut benar adanya. Namun mengenakan bra khusus saat olahraga adalah hal yang tepat.

Dipastikan, tidak ada data yang menunjukkan bahwa bra tertentu seperti bra push-up mencegah payudara kendur, atau jenis bra tertentu dapat menyebabkan kendur.

3. Olahraga tertentu dapat mengencangkan payudara
Menurut Deborah Axelrod, MD, direktur medis dari layanan payudara klinis dan program payudara dari New York University Langone Medical Center, dikutip dari Prevention, hal ini tidak sepenuhnya salah. Melakukan olahraga khusus untuk otot-otot di bagian dada, khususnya otot utama yang terletak tepat di bawah payudara, dapat membantu mengangkat payudara tetapi tidak dapat menargetkan seberapa kencangnya payudara.

4. Payudara kecil tidak dapat kendur
"Memang benar bahwa secara umum payudara kecil sedikit mengalami kendur daripada yang lebih besar karena lebih sedikit jaringan yang ketarik ke bawah," kata Dr Minkin, dikutip dari Prevention.

Mengenal Amphetamine, Obat yang Ditemukan Polisi di Urine Editor Metro TV

 Jenazah editor Metro TV, Yodi Prabowo, telah diperiksa oleh dokter forensik dari RS Polri. Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat menyebut bahwa dari hasil forensik, Yodi diduga mengkonsumsi amfetamin atau amphetamine.
"Kaitannya dengan amfetamin, beliau (dokter forensik) kami periksa BAP dengan pemeriksaan ahli sebagai bukti. Jawabannya, kalau diperiksa urinenya amfetamin positif berarti konsumsi amfetamin," jelas Tubagus saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).

Menurut psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, amphetamine ini merupakan narkoba psikostimulan yang bisa menimbulkan gangguan mood. Ia menjelaskan amphetamine atau amfetamin ini termasuk jenis narkotika golongan I yang berpotensi menyebabkan ketergantungan.

"Amfetamin termasuk Narkotika Golongan I, narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan," jelas dr Lahargo pada detikcom, beberapa waktu lalu.

dr Lahargo mengatakan potensi ketergantungan ini sama seperti yang dirasakan saat seseorang menggunakan jenis narkoba lainnya. Misalnya seperti opium, ganja, heroin, metamfetamin, etkatinon, tanaman KHAT, dan lain-lainnya.

Dikutip dari Alcohol and Drug Foundation, beberapa jenis obat dari golongan ini bisa dipakai untuk mengobati kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan narkolepsi. Narkolepsi merupakan kondisi orang yang memiliki pola tidur yang tidak terkendali.

Amphetamine juga bisa menimbulkan efek samping jika digunakan secara berlebihan. Orang yang mengkonsumsinya bisa menimbulkan rasa bahagia berlebihan, percaya diri, bicara lebih banyak, dan lebih berenergi. Efek lainnya, bisa menyebabkan jantung berdebar-debar, stroke, pingsan, kehilangan nafsu makan, serangan jantung, halusinasi hingga menyebabkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar