Selasa, 29 Desember 2020

Alat Tes COVID-19 GeNose UGM Diklaim 92 Persen Sensitif, Begini Risetnya

 Alat pendeteksi COVID-19 GeNose besutan para ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim hasil uji coba tes Corona ini menunjukkan sensitivitas 92 persen. Ada dua penelitian yang dilakukan yaitu uji validasi dan uji klinis.

Dalam uji validasi yang dilakukan, ada sebanyak 615 sampel napas, dan 382 napas di antaranya disebutkan berpola positif COVID-19. Uji validasi ini dilakukan di RS Bhayangkara dan RSKLC.


"Uji validasi sebelumnya dilakukan untuk memetakan bagaimana pola yang jelas (COVID-19), dan bagaimana pola ke orang-orang yang sakit tapi non COVID-19," kata Dian K Nurputra dari Tim GeNose UGM.


"Dan 382 sampel ini yang sekarang menjadi otak dari mesin (GeNose) kita sekarang yang diujikan pada saat uji diagnostik setelah mendapatkan surat izin untuk uji diagnostik dari Kemenkes," lanjutnya.


"Hasilnya pada saat kita melakukan profiling mesin itu bisa mendapatkan sensitivitas atau akurasi sampai 97 persen," lanjutnya.


Bagaimana membuktikan akurasinya?

Menurut Dian, hasil uji validasi tersebut diteliti lebih lanjut dengan uji klinik dan komparasi langsung dengan tes Corona yang selama ini menjadi pedoman pasti untuk tes COVID-19, itu PCR. Uji klinis dilakukan di delapan rumah sakit.


Adapun yang diiuji langsung adalah semua pasien dengan suspek COVID-19 yaitu yang bergejala yang tidak bergejala namun kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif, yang datang memeriksakan diri ke RS untuk diswab PCR.


"Nah pada saat itu yang kami pakai setting rumah sakit, dengan cara cross sectional, triple blinded, supaya tidak ada bias dan multicenter, sebaran karakteristik dari pasiennya menjadi lebih banyak," ungkapnya.


"Dari hasilnya kami bisa mendapatkan 1476 subjek, tambahan dari Kemenkes juga ada tambahan 523 lagi. Dan alhamdulillah sensitivitasnya antara 89-92 persen kemudian spesifitasnya 95-96 persen," tuturnya.

https://nonton08.com/movies/dangerous-beauty/


Menristek: GeNose Buatan UGM untuk Skrining COVID-19, Tidak Mendeteksi Virus


 Alat deteksi COVID-19 GeNose telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan, dan sudah bisa diproduksi serta digunakan oleh masyarakat untuk skrining virus Corona.

Terkait cara kerjanya, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan mulai dari pengumpulan sampelnya. Sampel napas dikumpulkan pada plastik atau balon yang kemudian akan dimasukkan ke dalam sensing unit, yang memiliki puluhan sensor udara.


"Dengan sensor tersebut dengan pendekatan Artificial Intelligence (AI) akan dideteksi partikel atau VOC (Volatile Organic Compound) yang dikeluarkan spesifik oleh pengidap COVID-19," jelasnya dalam konferensi pers di kanal YouTube Kemenristek, Senin (28/12/2020).


Berbeda dengan alat tes Corona yang sudah lebih dulu digunakan, GeNose ini tidak mendeteksi keberadaan virus Corona COVID-19 di dalam tubuh. Alat ini hanya mendeteksi partikel atau senyawa yang memang secara spesifik dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi COVID-19.


"Jadi yang dideteksi di sini bukan virusnya, bukan virus COVID-19. Tapi, yang dideteksi di sini adalah partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda jika terjadi atau dikeluarkan oleh orang yang mengidap COVID-19," jelas Bambang.


Bambang mengatakan, senyawa yang ada di dalam tubuh orang yang positif dan negatif COVID-19 memiliki perbedaan. Dari partikel atau senyawa itulah yang akan dianalisa oleh AI hingga hasil skriningnya muncul, baik positif maupun negatif.


"Jadi akan ada bedanya antara orang yang positif COVID-19 dan negatif COVID-19. Maka AI itulah yang melakukan upaya untuk melakukan analisa dan kemudian memberikan hasil skriningnya, positif atau negatif," terangnya.

https://nonton08.com/movies/a-man-in-love/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar