Kamis, 24 Desember 2020

Kisah Penyintas COVID-19 yang Sempat Divonis Peluang Hidup Tinggal 5 Persen

 Ronald Sitanggang, seorang penyintas COVID-19 asal Denpasar Timur, Bali, membagikan kisahnya saat terinfeksi virus Corona. Kala itu ia sempat divonis peluang hidupnya hanya tinggal 5 persen saat dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.

Ronald bercerita, saat itu di pertengahan bulan September ketika ia berkeliling menjajakan kue dagangannya, Ronald tiba-tiba merasa tidak enak badan dan tubuhnya seperti sedang meriang.


"Saya mengalami keadaan yang seperti tipes, gejala tipes. Saya pikir hari pertama itu kok meriang tiba-tiba," kata Ronald dalam konferensi pers BNPB melalui kanal YouTube Selasa (22/12/2020).


"Mungkin keadaannya waktu itu imun saya sedang capai dan tiba-tiba saya meriang," ujarnya.


Keesokannya, kata Ronald, ia mulai mengeluhkan tidak bisa mencium bau dan saat makan pun Ronald tak bisa merasakan rasa makanan yang ia makan. Hingga akhirnya, di hari ketiga keadaan tubuhnya makin memburuk dan ia dilarikan ke rumah sakit.


"Hari ketiga saya mengalami keadaan yang kronis dan teman-teman membawa saya ke Rumah Sakit Bali Mandara," jelasnya.


"Keadaannya kritis, saturasinya 30 persen, dan kata dokter yang menangani itu peluang hidup saya tinggal 5 persen," ucapnya.


Ronald mengatakan, kala itu ia mengalami koma selama dua minggu di rumah sakit. Ia pun harus menggunakan ventilator agar bisa bernapas dengan baik.


Berbagai macam pengobatan pun dilakukan agar nyawa Ronald bisa terselamatkan. "Waktu itu sudah dikasih morfin, lalu keadaannya memang untuk mengembangkan paru-paru di tubuh saya," katanya.


"Saya bersyukur Rumah Sakit Bali Mandara begitu bijak membantu saya dan diberikan juga dua kantong plasma darah," tutur Ronald.


Kini Ronald sudah pulih dari COVID-19. Ia sangat berterimakasih kepada para tenaga medis yang telah merawatnya hingga bisa sembuh.

https://nonton08.com/movies/angels-fallen/


RSD Wisma Atlet Dikabarkan Hampir Penuh, Ini Faktanya


 Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat dikabarkan tak lagi menerima pasien Corona tanpa gejala. Pasalnya, tingkat keterisian pasien di rumah sakit tersebut sudah mencapai 70 persen.

Koordinator di RSD Wisma Atlet, Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono, SpS, MARS, pun mengakui bahwa saat ini hanya ada satu tower saja, yakni tower 5 yang sediakan untuk menerima pasien Corona tanpa gejala di RSD Wisma Atlet Kemayoran.


Meski begitu, dr Tugas mengatakan, masih ada satu tower lagi yang dapat menerima perawatan pasien Corona tanpa gejala, yakni di tower 8 Wisma Atlet di Pademangan.


"Akhirnya kita bergantian dengan tower 8 yang di Pademangan. Di sana kalau tower 8 sudah meningkat maka disetop, kemudian kami mengisi lagi (di tower 5). Meningkat lagi di tower 5, kita setop. Masuk lagi ke tower 8," kata dr Tugas dalam konferensi pers BNPB melalui kanal YouTube Rabu (23/12/2020).


"Dan juga ke tempat-tempat isolasi OTG yang ada di DKI Jakarta. Jadi ini adalah suatu koordinasi yang saya kira sangat bagus, artinya, bukan betul-betul tidak terima sama sekali, tapi ini hanya bergiliran," tambahnya.


Dijelaskan dr Tugas, saat ini tingkat keterisian pasien Corona tanpa gejala di tower 5 RSD Wisma Atlet Kemayoran sudah mencapai 69,87 persen. Artinya, masih ada sekitar 400 tempat tidur untuk menampung pasien.


"Ini kita terus pantau dengan tower 8, sehingga tower OTG ini betul-betul optimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien," jelasnya.


Menurut dr Tugas, kebijakan ini dilakukan agar para tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet tidak mengalami kelelahan akibat merawat banyak pasien Corona secara sekaligus.


"Karena dengan meningkatnya sampai 80 persen pasti akan memberikan volume pekerjaan yang tinggi, kelelahan, dan stres yang sangat tinggi," tuturnya.

https://nonton08.com/movies/marlina-the-murderer-in-four-acts/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar