Jumat, 25 Desember 2020

Intel Rilis Iris Xe Max, GPU Diskrit Pesaing MX350

 Intel akhirnya merilis Iris Xe Max, yaitu chip graphic processing unit (GPU) pertama mereka yang bakal menjadi pesaing Nvidia MX350.

Iris Xe Max secara fisik sebenarnya identik dengan GPU terintegrasi yang ada di prosesor Intel untuk laptop yang terbaru, yaitu Iris Xe. Namun bedanya, Iris Xe Max punya kecepatan lebih tinggi (1650 MHz vs 1350 MHz) dan punya VRAM dedicated berkapasitas 4GB.


Iris Xe Max pun disebut sebagai GPU kelas profesional karena bisa meningkatkan performa perangkat dalam sejumlah hal seperti pembuatan konten. Hal ini bisa dilakukan karena ada fitur bernama Deep Link. Apa itu?


Deep Link adalah fitur yang bisa membuat dua GPU -- GPU terintegrasi dan diskrit -- yang ada untuk bekerja bersama dengan mengatur beban kerjanya. Deep Link juga bisa mengatur pembagian daya, untuk memberikan daya listrik optimal baik untuk CPU maupun GPU.


Intel mengklaim kalau kombinasi antara Iris Xe Max dan Iris Xe dalam merender AI bisa tujuh kali lebih kencang dibanding Nvidia MX350. Bahkan, Intel juga mengklaim kalau engine encoding mereka saat menjalankan Hyper Encode bisa 78% lebih kencang ketimbang RTX 2080 Super Max-Q, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Senin (2/11/2020).


Iris Xe Max juga disebut bisa memberikan performa yang mencukupi untuk gaming, meskipun Deep Link dipastikan tak akan berfungsi ketika dipakai bermain game. Dalam bermacam game populer, Intel menyebut Iris Xe Max lebih kencang ketimbang MX350.


GPU ini sudah mulai tersedia mulai hari ini, dan sejauh ini sudah ada tiga laptop yang menggunakan Iris Xe Max, yaitu Acer Swift 3x, Asus VivoBook TP470, dan Dell Inspiron 15 7000 2 in 1.

https://tendabiru21.net/movies/the-pillow-book/


Kebocoran Data Marak Lagi, Kominfo Didesak Bertindak


Kasus kebocoran data pengguna kembali terjadi menyerang dua marketplace dalam kurang waktu seminggu, yaitu Lazada dan Cermati. Pengamat menilai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) harus segera bertindak.

Seperti disampaikan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa masalah kebocoran data ini harus disikapi dengan serius. Sebelumnya kebocoran data pernah menimpa Tokopedia, hingga Bukalapak.


"Kementerian Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan instansi terkait harus melakukan rapat darurat untuk mengetahui kebenaran, modus, dan dampak kebocoran data pengguna," ujar Heru saat dihubungi detikINET, Senin (2/11/2020).


"Saya khawatir jika tidak serius ditangani, dicari penyebab dan solusi, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap layanan berbasis online di Indonesia," ucapnya menambahkan.


Heru menegaskan bahwa kejadian kebocoran data pengguna ini tidak bisa ditangani dengan seolah-olah sudah ditangani dengan kasus kebocoran-kebocoran data sebelumnya.


"Yang katanya sudah diminta keterangan seperti kebocoran Tokopedia, tapi masyarakat seperti dibohongi karena tidak ada informasi lebih lanjut bagaimana status kebocoran disampaikan pihak regulator apalagi disebut data bocor mencapai 91 juta data," kata mantan Anggota BRTI ini.


"Sebab ini seperti tidak mengindahkan pesan Presiden Jokowi bahwa data harus dijaga karena ini merupakan jenis kekayaan baru bangsa kita, sebab kini data lebih berharga dari minyak," pungkasnya.


Sampai berita ini diturunkan, pihak Kementerian Kominfo belum memberikan jawaban maupun merespon terkait kejadian kebocoran data yang menyerang Lazada dan Cermati.

https://tendabiru21.net/movies/quills/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar