Senin, 09 Desember 2019

Jokowi Sentil Basuki: Ayam di Rest Area Kok Itu-itu Lagi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal eksistensi perusahaan kopi dan ayam goreng yang sudah mendominasi di Indonesia. Dalam pembukaan rapat terbatas (ratas) mengenai pemberdayaan UMKM tahun 2020 perusahaan lokal harus lebih mendominasi.

"UMKM ini sudah saya ulang-ulang ke Menteri PU (Basuki Hadimuljono), Menteri Perhubungan (Budi Karya) untuk mengisi sentra-sentra ekonomi di kawasan infrastruktur yang baru yang telah dibangun," kata Jokowi di kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/12/2019).

"Misalnya rest area jalan tol, rest area di jalan tol isi dengan produk-produk brand lokal, karena yang lalu-lalu kita lihat kalau rest area itu pasti isinya kalau kopi ya kopi itu, kalau ayam ya ayam itu, nggak usah saya sebutkan saya kira Bapak Ibu tahu semuanya, ini mulai harus digeser" tambahnya.

Menurut Jokowi, produk kopi lokal dan ayam goreng lokal saat ini memiliki kualitas yang bagus. Bahkan, banyak kopi lokal dan ayam goreng lokal yang digemari oleh masyarakat.

"Yang rasanya tidak kalah. Lebih enak dan lebih murah. Sepertiga lebih murah, itu yang dipasang. Kok yang itu-itu aja, ayam juga sama, ayam kan banyak sekali, masa yang dipasang di depan rest area pasti ayam itu-itu saja," tegas Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan bahwa pemberdayaan UMKM nasional harus menjadi komitmen bersama. Lokasi yang akan mengutamakan UMKM lokal adalah rest area di jalan tol Trans Sumatera.

"Lampung sampai ke Aceh itu berapa ada rest area? Pasang dong brand-brand lokal kita baik yang belum jadi di tol di Jawa juga sama rest area tolong diisi oleh UMKM kita," katanya.

Tidak hanya itu, Jokowi juga meminta setiap kementerian/lembaga (k/l) untuk merancang skema pemberdayaan UMKM lebih konkret. Salah satunya dalam proses pengadaan barang dan jasa diprioritaskan produk UMKM.

Khusus kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memasukkan produk UMKM dalam sistem e-purchasing dan e-katalog.

"Ini juga penting, jangan sampai yang masuk justru yang gede-gede, yang kecil ditinggal. Ini saya ingat lagi urusan cangkul. Cangkul lokal dimasukkan ke e-katalog harganya separuh lebih murah dari yang impor. Ini kalau nggak ngambil dari sini ya kebangetan," ungkap Jokowi.

"Produk UMKM juga berikan ruang untuk masuk dan disiapkan ke-5 destinasi wisata baru, disiapkan terlebih dahulu mulai dari sekarang sehingga saat barang itu jadi, mereka sudah bisa masuk," tambahnya.

Mentan Ajak Masyarakat Cintai Pangan Lokal

 Indonesia dikenal sebagai negara kaya penghasil pangan lokal dengan keanekaragaman sumber pangan yang sangat besar. Karena itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat untuk mencintai pangan lokal.

Syahrul mengatakan tidak hanya sehat dan bergizi, pangan lokal juga penting dalam memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat, dan di dalamnya ada peran UMKM yang sangat besar dalam mewujudkan pola pangan impian tersebut.

"Ini bukan hanya program pemerintah, ini adalah gerakan bersama, bukan hanya Kementerian Pertanian, atau Kementerian Koperasi, ini urusan rakyat, urusan kita semua, semua bisa jalan apabila ada kebersamaan diantara kita, termasuk UMKM yang kita ketahui memiliki ketahanan usaha yang luar biasa, dan salah satu penopang perekonomian bangsa," ungkap Syahrul dalam keterangan tertulis, Minggu (8/12/2019).

Oleh karena itu, melalui pergelaran acara pangan lokal berbasis UMKM di Benteng Vredeburg Yogyakarta, sebanyak 4000 masyarakat dan pelaku UMKM hadir dan mendukung gerakan ini.

Lebih lanjut, Syahrul mengungkapkan pangan lokal merupakan bagian dari budaya, dan budaya tersebut harus dijaga dan ditingkatkan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya secara masif, dan gerakan itu harus dimulai dari diri sendiri.

"Kita harus membiasakan diri mengkonsumsi pola makan yang sehat dengan pangan lokal yang baik, kita bisa karena terbiasa, kebiasaan ini juga saya terapkan ke diri sendiri, memang harus dipaksa sedikit, tapi pasti bisa, mulai dari diri sendiri dulu," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar