Minggu, 01 Desember 2019

Mau Dapat Untung dari Kemacetan Jakarta? Begini Caranya (2)

Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas bahwa ketika kondisi kurang baik janganlah mengeluh tapi cobalah mencari kesempatan, karena ide hebat bisa lahir dari kondisi yang tidak baik tadi.

Salah satu ide yang kita bahas adalah sadarkah kita bahwa salah satu penyebab kemacetan hebat di Jakarta beberapa tahun terakhir karena adanya pembangunan.

Sementara daripada mengeluh tentang kemacetan, sadarkah kita bahwa perusahaan yang mendapatkan proyek membangun tersebut akan mendapatkan kucuran dana dari pemerintah sehingga keuangan mereka menjadi bagus, dan lanjutannya adalah kinerja perusahaan dan saham mereka juga ikut bagus alias naik.

Nah, pertanyaannya adalah, apakah anda ikutan merasakan keuntungan dari kemacetan karena pembangunan ini? Apakah anda membeli dan memiliki saham-saham di perusahaan konstruksi tersebut?

Ada banyak lho perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam pembangunan suatu proyek.  http://cinemamovie28.com/aku-ingin-ibu-pulang/

Terkait pembangunan LRT misalnya, ada sembilan BUMN saling bersinergi untuk proyek tersebut. jika kita lihat di penutup proyek di jalan ada tulisan Adhi Karya (ADHI) , Waskita Karya (WSKT), Wijaya Karya (WIKA) selain itu BUMN tersebut di dukung oleh perbankan milik negara seperti BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN.

Coba sambil bermacet ria di tengah jalan ibu kota ini, kita melihat dan menganalisa sedikit beberapa saham infrastruktur dan perbankan BUMN tersebut. Kita bisa mencari informasi sederhana yaitu berapa harga saham perlembarnya beberapa tahun lalu kemudian kita bandingkan dengan yang sekarang.

Mungkin anda akan sedikit tercengang karena ada yang naik 10%, 20% bahkan ada yang sampai 100%. Jadi daripada pusing mikirin macet lebih baik kita ikut serta membeli sahamnya dan mendukung perusahaan yang kita beli tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai dengan beberapa tahun ke depan.

Dengan anda membeli saham, anda akan mendapatkan keuntungan mulai dari harga sahamnya hingga pembagian deviden pertahunnya.

Harus diakui bahwa masyarakat kita masih sangat minim mengenai literasi keuangan, apalagi mengenai saham. Kenyataannya belum lebih dari 500 ribu orang di Indonesia yang punya investasi d saham yang artinya belum ada 0,2% penduduk Indonesia yang memiliki saham, angka yang sangat kecil dibandingkan Malaysia dan Singapura yang mencapai 13% dan 30% dari populasi penduduknya.

Dengan kita membeli saham dalam negeri yang sudah IPO artinya kita membantu bangsa ini dalam beberapa hal seperti, kita ikut membantu pembangunan nasional dan tentunya kita turut serta mengurangi 65% porsi kepemilikan asing terhadap saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bicara tentang catat mencatat, jangan lupa selalu mencatat pemasukan dan pengeluaran anda secara rutin setiap bulan dan membuat perencanaan dengan baik.

Kalau dulu untuk buat perencanaan harus ketemu dengan konsultan dan bayar mahal, sekarang sudah tidak lagi, anda bisa pakai aplikasi gratis yang bisa diunduh disini.

Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek disini.

Nah sudah saatnya kita tidak mengeluh lagi karena macet, tapi kita mengambil celah dari kemacetan yang ada. Yuk segera berinvestasi saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar