Senin, 02 Desember 2019

Mr P Digerogoti Kanker karena Sering Masturbasi, Mungkinkah Terjadi?

Walaupun relatif jarang terdengar, kanker penis memang ada dan bisa menyerang pria manapun. Namun bila ada yang mengaitkannya dengan kebiasaan masturbasi, tunggu dulu. Dokter bisa menjelaskannya.

Dokter urologi dari RS Mayapada, dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU, menjelaskan bahwa kanker penis disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papiloma Virus). Jenis virus yang sama dengan penyebab kanker serviks pada wanita, dan tidak ada hubungannya dengan masturbasi.

"Masturbasi tidak ada kaitannya dengan luka di luar. Kanker penis itu terjadi berupa infeksi akibat Human Papiloma Virus (HPV) dan hygienennya yang buruk. Jadi nggak ada masturbasi yang dapat meningkatakan risiko kanker penis," jelas dr Akbari saat dihubungi detikHealth, Jumat (1/2/2019).

Jangankan masturbasi. Infeksi pada Mr P pun tidak serta merta bisa memicu kanker penis, hanya infeksi HPV yang bisa memicu penyakit tersebut. HPV ditularkan antara lain lewat kontak langsung, misalnya saat berhubungan badan.

"Penyebab utama kanker penis adalah HPV, kalo wanita yang terkena HPV itu bisa terjadi pada wanita kanker serviks yang suka gonta-ganti pasangan, dan lain sebagainya. Intinya berhubungan badan," lanjut dr Akbari.  http://nonton08.com/the-great-escape/

Sederet Fakta Kanker Penis, Penyebab hingga Risiko Amputasi

Kanker penis adalah hal yang jarang terdengar, akan tetapi di Indonesia sendiri ditemukan pasien-pasien dengan kondisi tersebut. Penis merupakan organ pada bagian antara pangkal paha yang berfungsi sebagai saluran keluarnya urine dan air mani, karena itu peranannya sangat penting.

Apakah kamu sudah memahami dengan baik mengenai kanker penis? Dilansir Men's Health, ini dia beberapa fakta terkait kanker penis.

Kanker penis disebabkan oleh inveksi Human Papiloma Virus (HPV), virus yang sama dengan kanker serviks pada wanita. Virus HPV memiliki banyak tipe, beberapa di antaranya dapat menyebabkan perubahan pada sel tubuh yang berkembang menjadi kanker. Sekitar 40 tipe HPV hidup di membran mukosa seperti vagina, serviks, dan anus.

Pria berusia 60 dan lebih tua adalah populasi usia paling berisiko untuk kanker penis, sementara kasus di antara pria yang lebih muda sangat jarang terjadi. Ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa risiko mengembangkan phimosis (kulup penis melekat kencang pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik) sedikit meningkat seiring bertambahnya usia pria yang tidak disunat, yang mana bisa memperburuk pemaparan kepala penis terhadap kemungkinan karsinogen seperti HPV.

Karena banyak yang belum tahu lebih dalam soal kanker penis, banyak juga yang kebingungan dalam menyebutkan tanda-tanda dari penyakit ini.

"Penis sering terasa sakit, dan adanya benjolan di ujung penis pria. Setelah berminggu-minggu tidak kunjung mengempis. Adanya ruam atau bisul di sekitar benjolan tersebut. Dan adanya bau tidak sedap di bawah kulup penis pria," ujar dr Poh Beow Kiong, ahli Urologi dari Parkway Hospital beberapa waktu lalu.

Strategi pengobatan biasanya dimulai dengan mengambil biopsi jaringan dari penis untuk memastikan lebih lanjut. Dari sana, pasien umumnya menjalani salah satu dari dua operasi, pembedahan penis sebagian atau penectomy parsial apabila ditemukan lebih awal. Namun bisa juga dilakukan pengangkatan total kelenjar penis (penectomy) pada stadium yang lebih lanjut.

Tujuan pengobatan dengan penektomi parsial adalah mempertahankan panjang penis yang memungkinkan pria untuk buang air kecil sendiri. Kemoterapi topikal juga digunakan ketika mencoba untuk mempertahankan penis.

"Kanker penis itu ada 2 jenis, tahap dini dan tahap lanjut. Untuk tahap dini, masih ada pilihan menerapkan pengobatan yang lebih terlokalisasi, misalnya dengan obat atau leser. Kalau untuk ketahap lanjut, lebih besar kemungkinan untuk diamputasi seluruhnya atau amputasi sebagian," kata dr Richard Quek, senior konsultan Medical Oncology Parkway Cancer Center, dalam kesempatan lalu rekan-rekan media.  http://nonton08.com/petualangan-sherina/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar