Minggu, 22 Desember 2019

Quranic Park, Destinasi Wisata Islami Baru di Dubai

 Wisata Dubai seakan tak ada habisnya. Kali ini ada Quranic Park yang jadi destinasi wisata religi sarat nuansa Islami sekaligus mengedukasi.

Dari rilis yang diterima detikcom, Dubai memperkenalkan destinasi wisata Islami baru, Quranic Park, pada kuartal kedua 2019. Destinasi baru di Dubai ini dikembangkan agar traveler dapat memperkaya wawasan dengan budaya Islam.

Dubai Quranic Park juga masuk ke dalam daftar World's Greatest Places Majalah TIME. Daftar tersebut terdiri dari 100 destinasi wisata terkenal di seluruh dunia yang dibagi menjadi tiga kategori To Visit, To Stay dan To Eat and Drink.

Taman cantik ini masuk dalam daftar To Visit bersama dengan beberapa destinasi lainnya, seperti Mori Building Digital Art Museum di Tokyo, Star Wars: Galaxy's Edge di Disneyland, California, Newseum di Washington DC.

Destinasi wisata terbaru ini juga diharapkan dapat mengakomodir pangsa pasar wisata Islami yang akhir-akhir ini sedang naik daun. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMITI), pasar wisata ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan diperkirakan akan mencapai USD 220 miliar pada 2020 dan meningkat hingga USD 300 miliar pada 2026.

Berlokasi di Al Khawaneej, Quranic Park ini dirancang untuk memberikan pemahaman budaya dan edukasi mengenai peninggalan Islam. Taman rekreasi ini juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk anak-anak dan keluarga.

Traveler bisa mengunjungi Quranic Park secara gratis. Taman islami ini sendiri terbagi menjadi dua area, yaitu The Glass House dan The Cave of Miracles.

Di dalam The Glass House dapat ditemukan 29 ragam tanaman dan pohon yang tertera dalam Al-Quran, termasuk pohon zaitun dan pohon ara, tanaman henna dan lidah buaya, dan masih banyak lagi. Sementara itu, The Cave of Miracles merealisasikan berbagai keajaiban yang tertera dalam Al-Quran.

Pengembangan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Dubai dalam memimpin pasar pariwisata halal pada skala global. Sebelumnya, Dubai berada di peringkat 10 besar Muslim Inbound Destinations di negara-negara OKI (Organisasi Kerjasama Negara-negara Islam), atas komitmennya untuk mempromosikan keragaman budaya.

Dengan atraksi baru ini, Dubai memiliki tujuan untuk menyediakan destinasi wisata yang dapat memperkaya pemahaman pengunjung mengenai agama dan sejarah. Ditambah lagi karena adanya peningkatan permintaan dari pengunjung atas destinasi wisata yang edukatif.

Merasakan Denpasar, Kota Termakmur se-Indonesia

Kota Denpasar di Bali baru saja dinobatkan menjadi kota termakmur se-Indonesia. Bagaimana sih rasanya kehidupan di sana?

Salah satu yang menjadi indikator kemakmuran itu yakni produktivitas dan pembangunan infrastruktur. Meski termasuk kota besar, masih banyak ditemukan ruang terbuka hijau, sawah maupun taman bermain untuk anak-anak.

Kawasan sempadan sungai pun banyak yang ditata menjadi tempat berinteraksi warga, seperti Taman Kumbasari yang dilewati Tukad Badung. Taman ini bahkan pernah dipuji Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungannya ke Bali.

Sebagai salah satu destinasi wisata, jalanan di kota Denpasar juga tak terlalu padat dibandingkan kota besar lainnya. Kualitas udara di pusat kota Bali ini dinilai moderat versi airvisual, kemudian cuaca di siang hari panas terik, sedangkan di malam hari kadang terasa dingin.

"Perbandingan infrastruktur merasa lebih lengkap di Denpasar. Kalau jalan lebih bagus di Badung tapi untuk ruang publiknya, taman hijau, bagus di Denpasar," kata Febri, warga Legian, Badung, yang bekerja di Denpasar, Minggu (22/9/2019).

Sebelum dinilai sebagai kota makmur, Denpasar juga menjadi salah satu daerah tujuan bagi warga kabupaten lain di Bali maupun kota lain untuk mencari rejeki selain di Kabupaten Badung. Hal ini juga diamini oleh Febri.

"Karena saya nggak tertarik di pariwisata, dan dapat kerjanya ya di Denpasar," ucapnya.

Senada dengan Febri, Jumaiyah Saksono (44) juga pindah dari rumahnya di Jember, Jawa Timur ke Bali. Meski mengikuti suaminya, dia juga memenuhi kebutuhannya dengan membuka usaha di dekat pusat kota.

"Saya menikah 1998 karena ikut suami. Dagang di sini laris daripada di kampung, asal mau (dagang) apa aja laku," kata Jumaiyah saat berbincang di warungnya, Renon, Denpasar, Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar