Sabtu, 11 Juli 2020

Dugaan Corona 'Gentayangan' di Udara dan Cara Cegah Penularan lewat Udara

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal pekan ini telah didesak oleh ratusan ilmuwan soal kemungkinan virus Corona COVID-19 bisa menyebar lewat udara atau airborne.
Pada Kamis (9/7/2020) WHO merilis panduan terbaru terkait rute penularan Corona, disebutkan virus Corona bisa menular di ruangan tertutup yang didapati banyak orang.

"Beberapa kasus penularan yang terjadi dalam kerumunan di ruangan tertutup (indoor) menunjukkan kemungkinan penularan aerosol, dikombinasikan dengan penularan droplet, sebagai contoh, dalam paduan suara, di restoran, dan kelas kebugaran," tulis WHO dalam laporannya, dikutip dari laman CNN.

Terkait rute penularan Corona, Jubir RI untuk penanganan virus Corona COVID-19 dr Achmad Yurianto mengatakan soal penularan virus Corona disebabkan oleh mikrodroplet.

"Dari beberapa kali kami mencoba berkomunikasi dengan WHO, sebenarnya kasus ini lebih cenderung disebabkan oleh mikrodroplet," tutur dr Yuri dalam siaran konferensi pers BNPB, Jumat (10/7/2020).

Disebutkan oleh dr Yuri, mikrodroplet adalah droplet yang sangat kecil dan bisa bertahan lama di suatu ruangan apabila tempat tersebut sirkulasi udaranya tidak berjalan dengan baik. Ukuran mikrodroplet yang sangat kecil memungkinkan virus itu beterbangan dan melayang.

Samakah airborne dengan droplet?
Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP menjelaskan penularan lewat udara atau airborne menyebar karena ukuran droplet lebih kecil atau disebut dengan microdroplet. Ukuran microdroplet bahkan hampir mirip dengan ukuran virus Corona sendiri.

"Itu kan kalau droplet biasa lebih besar daripada ukuran virus biasa, ini kalau microdroplet itu kecil banget udah kaya seukuran virus itu sendiri sehingga dia bisa berterbangan sampai jauh," jelas dr Erlang saat dihubungi detikcom Jumat (10/7/2020).

Karena ukuran microdroplet lebih kecil maka menurut dr Erlang dia bisa menyebar lebih jauh. Bahkan lebih dari jarak aman yang selama ini disebut yaitu 1 hingga 2 meter.

"Kalau micro kan lebih kecil jadi dia beratnya ringan sangat ringan jadi dia bisa jaraknya lebih jauh daripada droplet, droplet kan sejauh 2 meter, kalau microdroplet lebih jauh lagi," pungkas dr Erlang.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana, Prof Dr Drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika, menyebut COVID-19 memang berpeluang dan berpotensi menular melalui aerosol atau partikel udara yang terinfeksi COVID-19.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona lewat udara?

"Yang sederhana adalah usahakan ventilasi alami. Buka jendela dan pintu," kata Guru Besar FKH Udayana Prof Dr Drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Jumat (10/7/2020).

WHO Sebut Virus Corona Airborne, Apa Artinya?

Badan kesehatan dunia WHO dalam laporan yang diunggah pada Kamis (9/7/2020) menjelaskan beberapa cara penyebaran virus corona. Salah satu poin laporan berjudul Transmission of SARS-CoV-2: Implications for Infection Prevention Precautions adalah airborne transmission.
Airborne menjadi topik yang ramai dibicarakan terkait pandemi COVID-19 yang masih melanda dunia. Google translate mengartikan airborne sebagai di udara, yang ada di udara, yang terbang, yang diluncurkan di angkasa. Sedangkan airborne transsmission adalah transmisi di udara dengan transmission berarti penularan.

Sebetulnya, apa arti airborne atau lengkapnya airborne transmission virus corona?
"Airborne transmission dijelaskan sebagai penyebaran agen penyebab infeksi, yang disebabkan tersebarnya droplet nuclei atau aerosol. Droplet nuklei tetap bersifat menular saat melayang di udara selama jarak dan waktu tertentu. Airborne transmission dapat terjadi saat penerapan prosedur medis yang menghasilkan aerosol," tulis WHO.

Aerosol adalah partikel cairan yang melayang di udara dengan ukuran lebih kecil dari 5 mikrometer. Partikel ini dapat berasal dari aktivitas seperti bernafas, bercakap-cakap, menyanyi, atau tertawa. Ukuran partikel yang sangat kecil ini ternyata mampu melayang dan bertahan selama beberapa jam di udara.

Sebelumnya WHO menyatakan corona menyebar lewat udara bisa terjadi di fasilitas kesehatan. Namun sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara mendesak WHO terkait kemungkinan terjadi hal serupa selain rumah sakit atau faskes lainnya. Beberapa laporan outbreak mengindikasikan kemungkinan terjadi penyebaran di udara.

Kasus outbreak ternyata terkait dengan ruangan tertutup dengan penghuni yang cukup banyak. Misal di restoran, ruang gym atau kelas fitness, dan saat latihan paduan suara. WHO bersama kelompok ilmuwan kemudian meneliti kemungkinan corona menyebar di udara tanpa prosedur yang menghasilkan partikel aerosol, terutama di ruangan dengan ventilasi yang buruk.
https://indomovie28.net/cast/tequilla-whitfield/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar