Jumat, 28 Agustus 2020

Harga Masker Naik Gila-gilaan, YLKI Desak Polisi dan KPPU Turun Tangan

Harga masker di pasaran meroket sejak wabah virus corona meluas ke seluruh penjuru dunia. Jenis masker N95 bahkan sempat dihargai Rp 3 juta per 10 pcs, dari yang semula cuma Rp 20 ribu per pcs.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut kondisi ini sebagai bentuk eksploitasi terhadap hak-hak konsumen, yakni mengambil untung secara berlebihan saat terjadi musibah.

"Konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa, termasuk masker, berhak atas harga yang wajar," kata Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI, dalam sebuah pernyataan pers.

"Namun YLKI juga meminta konsumen agar membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan panic buying. Pembelian dalam jumlah berlebihan akan makin mendistorsi pasar," lanjutnya.

Terkait hal itu, Tulus mendesak KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dan kepolisian turun tangan. YLKI menyebut ada indikasi tindakan mengambil keuntungan berlebih atau excessive margin yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu.

"Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat, tindakan excessive margin oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang," kata Tulus.

15 Detik Ngobrol Tanpa Masker, Pria 56 Tahun Tertular Virus Corona

Banyak yang menanyakan soal penyebaran virus corona baru, seberapa cepat ia bisa menular antarmanusia. Dalam sebagian besar kasus novel coronavirus ini, penularan terjadi antarmanusia.
Baru-baru ini, laporan dari China Press menyebutkan penularan antarmanusia bisa terjadi hanya dalam 15 detik. Berawal dari seorang pria yang baru saja terinfeksi novel coronavirus yang mewabah di Wuhan.

Sebelumnya ia dikabarkan tidak memiliki perjalanan dari Provinsi Hubei, China. Bahkan ia pun tak berada di dekat satwa liar seperti kelelawar, namun ia positif terkena novel coronavirus. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Mengutip World Of Buzz, menurut studi pengendalian penyakit, pasien berusia 56 tahun itu berada di Jiangbei di Chongquing China, untuk sekedar berbelanja di beberapa pasar yang berbeda. Namun tampaknya ia berdiri di dekat seorang wanita yang menunjukkan gejala positif novel coronavirus. Selama kurang dari 15 detik pria itu mengobrol bersama wanita yang berusia 61 tahun.

Pria dan wanita ini sama-sama tidak menggunakan masker. Hal itulah yang dicurigai mengapa virus corona baru bisa menyebar begitu cepat antarmanusia.

Setelah mengetahui hal tersebut, 19 orang yang juga berada di tempat yang sama bersama pria yang terinfeksi, langsung dikarantina dan dimonitor secara ketat.

Li Wenliang, Dokter 'Whistle Blower' yang Meninggal Tertular Virus Corona

 Li Wenliang, dokter yang sempat disebut 'whistle blower' karena dituduh menyebarkan desas desus terkait virus corona baru dikabarkan meninggal dunia setelah tertular virus tersebut. Kabar ini dilaporkan dari Rumah Sakit Pusat Wuhan, dengan sebuah pernyataan terkait kondisi terakhirnya.
Li meninggal karena positif virus corona baru, pada Jumat (7/2/2020) dini hari. "Dia meninggal pada 2:58 (dini hari), 7 Februari, setelah upaya untuk menyadarkan kembali tidak berhasil," jelas pernyataan rumah sakit.

Siapakah Li Wenliang?

Dr Li adalah seorang dokter spesialis mata berusia 34 tahun. Ia sempat dituduh sebagai orang yang menyebarkan 'hoax' terkait dengan kasus virus corona baru yang mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Semua berawal dari temuannya, saat mendiagnosis 7 pasien yang ia yakini memiliki gejala yang sama seperti Severe Acute Respiratory Syndrome atau yang biasa dikenal dengan singkatan SARS, yaitu salah satu jenis penyakit pneumonia.

Pada (30/12/19) ia melaporkan kejadian ini dengan mengirim pesan ke sesama dokter di sebuah grup obrolan. Dr Li memperingatkan mereka untuk berhati-hati dan memakai masker agar menghindari infeksi virus yang ia sebut mirip SARS saat itu, tulis situs BBC.

Namun sayangnya, 4 hari setelah ia menyebarkan kabar tersebut, ia dipanggil kepolisian, Public Security Bureau, untuk menandatangani sebuah surat. Dalam surat tersebut tertulis kalau ia dituduh menyebarkan desas-desus palsu yang sangat mengganggu masyarakat.

Dr Li adalah satu dari delapan orang yang waktu itu diselidiki polisi karena "menyebarkan desas-desus".

Pada akhir Januari, Dr Li menerbitkan salinan surat itu di Weibo dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sementara itu, pihak berwenang setempat telah meminta maaf kepadanya tetapi permintaan maaf itu terlambat, karena penyebaran virus corona baru sudah meluas.
https://nonton08.com/xuan-zang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar