Sejumlah relawan mengaku merasakan kantuk pada hari yang sama setelah menerima vaksin COVID-19 dari Sinovac. Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, rasa kantuk kemungkinan bukan berasal dari efek vaksinasi.
"Saya nggak tahu yang mengantuk itu dapat plasebo atau vaksin, kan bisa saja saya aja sering mengantuk. Kita enggak tahu dia dapat vaksin atau plasebo, makanya saya tidak bisa bilang itu efek dari vaksin," ucap Kusnandi saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Rabu (26/8/2020).
Pada umumnya, efek dari vaksin teramati melalui reaksi lokal seperti kemerahan atau bengkak pada bagian tubuh yang disuntik. "Kemerahannya dilihat, bengkaknya dikur. Setelah diukur bengkaknya itu enggak terlalu bengkak dan dalam beberapa jam hilang, jadi seperti kita nyuntik pada bayi saja," ujarnya.
"Habis disuntik merah, demam, terus udah deh anaknya main-main lagi. Memang barangkali kaya di Puskesmas habis disuntik badannya merah, tapi selama ini belum ditemukan," ucap Kusnandi melanjutkan.
Untuk memastikan itu, para peneliti mengontak relawan secara berkala. Sejauh ini, ujar guru besar Unpad itu, tidak ada temuan yang membuat subjek vaksin menjadi merah atau pun pingsan. Kendati begitu, andaikata ada masalah kesehatan pada relawan, akan dibuka datanya apakah relawan tersebut menerima vaksin atau plasebo.
"Jadi yang disebut Serious Adverse Event (SAE) kalau orang itu disuntik pingsan, kedua kalau dirawat di RS, begitu dia dirawat di RS itu langsung dibuka randomnya. Dilihat dia dapat vaksin atau tidak," katanya.
Sebelumnya, salah seorang relawan vaksin Fadly Barjadi Kusuma mengaku alami rasa kantuk setelah menerima dosis yang kedua, namun ia tak yakin jika rasa kantuk itu disebabkan karena vaksin. "Saya merasa ngantuk, ngantuknya lumayan. Pas (suntik) pertama hanya ngantuk biasa, tapi pas yang kedua kali ngantuk enggak kuat, karena vaksin mungkin," ucap Fadly saat ditemui.
Fadly merupakan deretan relawan vaksin yang pertama kali mendapatkan injeksi, penyuntikan yang pertama diterimanya berbarengan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke RSP Unpad pada 11 Agustus lalu. Selama dua minggu disuntik, Fadly tak merasakan gejala atau efek samping apapun.
Sebentar Lagi Cair, Ini Tips agar Gaji Tak Cepat Berlalu
Mengatur keuangan tidak membutuhkan skill yang terlalu sulit untuk dipelajari. Ilmu finansial hanya perlu diasah dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai keperluan dan kebutuhan. Sehingga mampu mempersiapkannya dengan baik.
Mengatur keuangan bisa diawali dengan mengalokasikan gaji. Penghasilan disisihkan untuk keperluan jangka pendek hingga keperluan jangka panjang. Selain itu ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan untuk menjaga keuangan tetap stabil, seperti penjelasan di bawah ini:
Utang
Tidak bisa mengatur atau mengontrol pengeluaran adalah penyebab adanya utang. Inilah yang mengakibatkan gaji cepat berlalu. Untuk itulah perlu dilakukan pengetatan dalam hal pengeluaran dan menggunakan dana pinjaman.
Dana Darurat
Dana darurat merupakan penyelamat saat ada keperluan yang lebih besar. Jika memang belum membuat dana darurat, ada baiknya uang dari gaji nanti disisihkan untuk tabungan ini.
Budget Bulan Depan
Budget untuk bulan depan harus disesuaikan sebelum mendapatkan uang gajian. Caranya adalah mengelompokkan pengeluaran masa depan, sehingga terlihat jumlah keseluruhannya dan kamu bisa lebih mengontrol diri.
Dengan mengecek beberapa hal di atas tentu diharapkan bisa menjaga agar uang gajian tidak langsung habis.
Untuk memenuhi kebutuhan biar gajian nggak langsung habis, bisa menggunakan promo dari aplikasi grab. Layanan GrabMart di aplikasi Grab menghadirkan 'Payday Promo' menjelang gajian. Saat ini kamu bisa menikmati diskon hingga 45% tiap belanja beberapa produk di GrabMart. Promo ini pun diketahui berlangsung hingga 30 Agustus 2020.
https://kamumovie28.com/scooby-doo-music-of-the-vampire/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar