Rabu, 26 Agustus 2020

Kata Pakar Soal Efek Samping yang Dirasakan Relawan Uji Vaksin COVID-19

Sejumlah relawan mengaku merasakan kantuk pada hari yang sama setelah menerima vaksin COVID-19 dari Sinovac. Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, rasa kantuk kemungkinan bukan berasal dari efek vaksinasi.
"Saya nggak tahu yang mengantuk itu dapat plasebo atau vaksin, kan bisa saja saya aja sering mengantuk. Kita enggak tahu dia dapat vaksin atau plasebo, makanya saya tidak bisa bilang itu efek dari vaksin," ucap Kusnandi saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Rabu (26/8/2020).

Pada umumnya, efek dari vaksin teramati melalui reaksi lokal seperti kemerahan atau bengkak pada bagian tubuh yang disuntik. "Kemerahannya dilihat, bengkaknya dikur. Setelah diukur bengkaknya itu enggak terlalu bengkak dan dalam beberapa jam hilang, jadi seperti kita nyuntik pada bayi saja," ujarnya.

"Habis disuntik merah, demam, terus udah deh anaknya main-main lagi. Memang barangkali kaya di Puskesmas habis disuntik badannya merah, tapi selama ini belum ditemukan," ucap Kusnandi melanjutkan.

Untuk memastikan itu, para peneliti mengontak relawan secara berkala. Sejauh ini, ujar guru besar Unpad itu, tidak ada temuan yang membuat subjek vaksin menjadi merah atau pun pingsan. Kendati begitu, andaikata ada masalah kesehatan pada relawan, akan dibuka datanya apakah relawan tersebut menerima vaksin atau plasebo.

"Jadi yang disebut Serious Adverse Event (SAE) kalau orang itu disuntik pingsan, kedua kalau dirawat di RS, begitu dia dirawat di RS itu langsung dibuka randomnya. Dilihat dia dapat vaksin atau tidak," katanya.

Sebelumnya, salah seorang relawan vaksin Fadly Barjadi Kusuma mengaku alami rasa kantuk setelah menerima dosis yang kedua, namun ia tak yakin jika rasa kantuk itu disebabkan karena vaksin. "Saya merasa ngantuk, ngantuknya lumayan. Pas (suntik) pertama hanya ngantuk biasa, tapi pas yang kedua kali ngantuk enggak kuat, karena vaksin mungkin," ucap Fadly saat ditemui.

Fadly merupakan deretan relawan vaksin yang pertama kali mendapatkan injeksi, penyuntikan yang pertama diterimanya berbarengan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke RSP Unpad pada 11 Agustus lalu. Selama dua minggu disuntik, Fadly tak merasakan gejala atau efek samping apapun.

Meghan Markle Ngomong Politik, Gelar Duchess Terancam Dicopot

Istri Pangeran Harry, Meghan Markle, sepertinya harus wawas diri ketika berbicara soal politik kalau tidak mau kehilangan gelar kerajaannya. Muncul seruan agar gelar 'Duchess of Sussex' segera dicopot karena Meghan ikut ambil bagian dalam kegiatan terkait pilpres AS.

Meghan Markle muncul di acara pendaftaran pemungutan suara virtual untuk organisasi 'When We All Vote'. Meghan yang berkebangsaan AS itu mengajak masyarakat untuk ikut memilih di pilpres AS pada November mendatang.

"Kita harus memilih untuk menghormati mereka yang telah mendahului kita dan melindungi generasi berikutnya," ungkap Meghan dalam potongan video acara tersebut yang diunggah di Twitter @WhenWeAllVote, Jumat (21/8/2020).

Dilansir dari Forbes, acara When We All Vote diinisiasi oleh mantan ibu negara Michelle Obama. Ia secara terang-terangan mendukung pencalonan Joe Biden sebagai presiden AS yang diusung oleh Partai Demokrat untuk pilpres 2020.

Keikutsertaan Meghan di kegiatan organisasi tersebut lantas memicu reaksi negatif. Salah satu kritikan datang dari presenter dan bos media Piers Morgan. Tak cuma Meghan Markle, Pangeran Harry juga kena semprot.

"Ratu harus mencopot gelar (Duke dan Duchess) Sussex dari mereka. Mereka tidak bisa menjadi bagian dari keluarga kerajaan di saat mengomentari pemilu negara lain dengan berpihak pada salah satu kubu," kicaunya di Twitter.
https://nonton08.com/delivery-massage-owned-by-sexy-housewife-4/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar