Bill Gates gencar menyuarakan pentingnya vaksin Corona untuk mengatasi pandemi, bahkan yayasannya pun menggelontorkan banyak uang untuk membantu menciptakan vaksin mujarab. Nah, apakah sang pendiri Microsoft sudah siap jika disuntik dengan vaksin Corona?
Seperti diketahui, saat ini sudah ada vaksin Corona yang disetujui beberapa negara termasuk Amerika Serikat, yakni buatan Pfizer. Kemudian diperkirakan akan segera menyusul buatan Moderna dan AstraZeneca.
Ketika ditanya kesiapannya, sang pendiri Microsoft mengaku takkan ragu disuntik vaksin. Malah ia tidak keberatan jika proses penyuntikan dirinya direkam, seperti juga dijanjikan oleh beberapa mantan presiden AS, yaitu Barack Obama, Bill Clinton dan George Bush. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk meyakinkan orang agar mau divaksin.
"Saya akan melakukan hal yang sama. Jika sudah datang giliran saya, saya akan dengan terbuka mengambil vaksin itu, karena saya pikir vaksin bermanfaat untuk semua orang agar tidak menularkan (Corona)" kata dia yang dikutip detikINET dari Economi Times.
Berbicara mengenai distribusi vaksin, Bill Gates berharap agar vaksin Corona diberikan berdasarkan kebutuhan medis, bukan karena orang itu kaya atau tidak. Di AS, pandemi Corona telah berdampak lebih buruk terhadap kalangan minoritas.
"Dampaknya lebih buruk buat Hispanik, kulit hitam, bagi pekerja bergaji rendah, jadi dalam hal memilih siapa yang akan mendapatkan vaksin, kita sebaiknya menggunakan keadilan untuk mendorong semua keputusan," usulnya.
Sembari menantikan vaksin Corona dapat tersedia secara luas, Bill Gates mewanti-wanti agar orang tetap mematuhi protokol kesehatan. Jika tidak, ia cemas 4 sampai 6 bulan mendatang pandemi Corona menimbulkan lebih banyak kematian.
"Tak ada ruginya memakai masker. Tidak mahal juga. Bar dan restoran di kebanyakan area negara ini akan ditutup seiring kita memasuki gelombang (pandemi Corona) ini," papar Bill Gates.
https://movieon28.com/movies/generasi-90an-melankolia/
Tantang Google Maps, Peta Huawei Meluncur di 140 Negara
Karena sanksi dari pemerintahan Amerika Serikat, Huawei kini tidak lagi diizinkan untuk menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang dikembangkan oleh perusahaan yang berbasis Amerika Serikat (AS), termasuk sistem operasi Android dari Google.
Ini artinya, walau masih dapat menggunakan versi dasar Android, smartphone buatan Huawei tak lagi dilengkapi dengan layanan-layanan milik Google seperti Gmail, YouTube ataupun Google Maps. Jadi pilihan terbaik Huawei adalah berinvestasi dalam solusi alternatif yang mereka kembangkan sendiri.
Terbaru adalah Huawei Petal Maps, layanan peta online yang hadir untuk menantang Google Maps. Petal Maps sendiri sudah diluncurkan pada bulan Oktober lalu dan tidak hanya untuk pasar lokal saja, tapi kini sudah secara resmi diluncurkan di 140 negara di seluruh dunia.
Seperti dilansir detiKINET dari Autoevolution, kini aplikasi Petal Maps sudah tersedia dan dapat diunduh dari Huawei App Galery.
Namun sebagai catatan Petal Maps masih dalam bentuk beta dan masih terbatas untuk perangkat Huawei. Aplikasi ini sudah kompatibel dengan model smartphone P40, Mate 30, dan Mate 40 yang menjalankan EMUI 11.
Petal Maps sendiri berfungsi sebagai aplikasi navigasi sehingga memberi pengguna petunjuk arah untuk pergi dari titik A ke titik B dengan cara yang lebih nyaman. Aplikasi ini juga menawarkan kondisi lalu lintas secara real-time, seperti kemampuan yang tersedia di Google Maps.
Dalam pembuatan peta ini, Huawei mengandalkan bantuan dari TomTom yang sudah terkenal sebagai perusahaan navigasi.
Memetakan seluruh dunia memang bukan pekerjaan mudah. Untungnya TomTom telah melakukannya jauh sebelumnya ketika mereka membeli TeleAtlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar