Selasa, 01 Desember 2020

IDI Kembali Desak Libur Akhir Tahun 2020 Ditiadakan, Ini Alasannya

 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali meminta pemerintah untuk meniadakan libur akhir panjang akhir tahun 2020. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih.

Daeng menyoroti potensi terjadinya kerumunan yang memicu penularan COVID-19 menjadi lebih tinggi di Indonesia. Terlebih menurutnya, mengatasi pandemi COVID-19 tidak bisa dilaksanakan secara efektif tanpa ada ikut campur masyarakat.


"Dari peristiwa yang terjadi bulan-bulan ini biasanya kasus-kasus ini meningkat saat teman-teman melakukan libur bersama, libur bersama itu memicu aktivitas kerumunan," tegas dr Daeng melalui siaran pers BNPB di kanal YouTube Senin (30/11/2020).


Hal inilah yang kemudian mendorong IDI untuk menyarankan pemerintah meniadakan libur akhir panjang akhir tahun. dr Daeng menyebut sudah ada 180 lebih dokter yang meninggal dunia selama pandemi COVID-19, sementara perawat yang tercatat meninggal di atas 100 orang.


Menurut Daeng, satu dokter di Indonesia bisa dibutuhkan untuk melayani ribuan masyarakat. Maka dari itu jumlah meninggalnya dokter tersebut bisa berdampak pada penanganan pandemi CVID-19 jika tak segera diatasi.


"Ayo percaya COVID-19 itu ada dan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), semua pihak, masing-masing dari kita, baik itu semua pihak masing-masing dari kita, tokoh keagamaan, dan pihak-pihak dari ormas,"

https://movieon28.com/movies/naked-vengeance/


Polemik Rahasia Hasil Tes Corona Rizieq, Ini Plus Minusnya Jika Diumumkan


Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad menyatakan hasil swab Habib Rizieq Shihab sudah keluar. Hasilnya, kata MER-C, rahasia.

"Hasilnya itu adalah rahasia. Sudah," kata Sarbini saat dikonfirmasi soal hasil swab Habib Rizieq sebelum menjalani pemanggilan polisi di Polresta Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (30/11/2020).


Para pakar epidemiologi ikut menanggapi apakah hasil tes COVID-19 bisa dikeluarkan atau tidak. Berikut plus minusnya menurut ahli epidemiologi.


Plus

Epidemiolog UGM dr Riris Andono Ahmad menyebut hasil tes COVID-19 Habib Rizieq perlu diungkap karena berkaitan dengan contact tracing. Hal ini untuk memastikan kemungkinan penularan COVID-19 jika terbukti positif nantinya bisa diputus.


"Kalau misalnya kita tidak tahu statusnya dia kemudian dia misalnya ternyata positif dan dia tidak mengatakan bagaimana kita bisa menginisiasi tracing terhadap orang yang kontak dengan Habib rizieq," ungkapnya saat dihubungi detikcom Senin (30/11/2020).


Lebih lanjut, ia menjelaskan tidak ada keistimewaan yang bisa didapat setiap individu, apalagi di tengah pandemi COVID-19. Kepentingan publik menurutnya lebih besar terkait dengan menghentikan risiko penularan COVID-19.


"Kemudian apabila ini tidak dilakukan tracing dan banyak yang positif bagaimana kita bisa menutup penularannya. Jadi problemnya di situ, bukan masalah kerahasiaan pasien," lanjut dr Riris.


"Bukan masalah kemudian tidak menghargai data pasien, kerahasiaan pasien, tapi pada masa seperti ini, kepentingan publik itu akan lebih besar dibandingkan kepentingan individu," katanya.


Minus

dr Miko menjelaskan bisa saja Habib Rizieq Shihab tertular COVID-19 dari para jamaahnya. Miko menegaskan lebih baik hasil COVID-19 Habib Rizieq Shihab dirahasiakan karena sifatnya dinilai menjaga rahasia.


"Habib itu bisa menularkan dan bisa ketularan, kalau dia positif di sini ya artinya ia tertular, artinya ada jamaahnya yang menularkan ke dia, jadi menurut saya ya Habib Rizieq menjadi korban penularan COVID-19, kalau positif ya," kata dr Miko


"Karena ketentuan apakah Habib apakah bisa umumkan hasil kan sifatnya rahasia, harusnya sih menurut saya sifatnya rahasia juga, karena yang hanya orang-orang tertentu yang boleh mengetahui," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/makmum/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar