Penjualan boneka seks meningkat tajam di tengah pandemi. Karantina yang diterapkan berbagai negara membuat masyarakat tidak bisa bertemu dengan orang lain dan harus berdiam diri di dalam rumah.
Salah satu produsen boneka seks, Sex Doll Genie, malah kebanjiran pesanan sehingga merekrut lebih banyak pegawai untuk memenuhi permintaan konsumen.
Sex Doll Genie mencatat ada lonjakan pemesanan hingga 51,6% di awal-awal pandemi virus COVID-19. Hingga April 2020 lalu omzetnya naik 33,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ternyata, pemesanan tidak hanya datang dari pelanggan laki-laki jomblo saja, tapi ada juga yang datang dari pasangan menikah atau pacaran.
"Stok kami banyak, tapi kami tidak bisa memproduksi lebih banyak lagi dengan adanya lonjakan pemesanan," kata salah satu pendiri Sex Doll Genie, Janet Stevenson, dikutip Forbes, Senin (14/12/2020).
"Kami membuka lowongan untuk diisi secepatnya, ada beberapa posisi baru juga kami siapkan di divisi layanan pelanggan untuk daerah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa," tambahnya.
Menurut Dokter Kate Devlin, penulis buku 'Turned On: Science, Sex, and Robots', tidak ada yang salah dengan membeli boneka seks di tengah pandemi seperti sekarang ini. Menurutnya hal itu bisa mengurangi tingkat kecemasan dan kesepian seseorang ketika tidak bisa berinteraksi langsung dengan manusia lain.
Dokter itu menambahkan, selama ini boneka seks memang identik dibeli oleh pria jomblo. Namun tidak salah juga jika ada pasangan suami istri atau orang catat membeli boneka seks dengan alasan kebutuhan tertentu.
https://cinemamovie28.com/movies/mangkujiwo/
Sex Toys di China Laku Rp 216 T saat Pandemi, Siapa yang Borong?
Selama pandemi COVID-19 di China permintaan mainan seks alias sex toys melonjak signifikan. Bahkan transaksi penjualan sex toys ini mencapai US$ 14,7 miliar atau setara dengan Rp 216 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.740.
Berdasarkan perusahaan riset China iiMedia disebutkan mainan ini dibanderol dengan harga US$ 300 atau sekitar Rp 4,4 juta. Laporan itu juga menyebut permintaan paling banyak berasal dari pembeli wanita dan generasi milenial. Memang angka ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara barat hingga Jepang.
Analis firma riset pasar Daxue Consulting, Steffi Noel mengungkapkan permintaan sex toys ini terjadi di rentang periode Januari-Juni. Menurut dia ini adalah lonjakan untuk jangka panjang sebanyak 70% pembeli tidak akan membeli yang baru.
"Orang-orang yang membeli mainan seks selama pandemi kebanyakan adalah pembeli pertama kali," kata Noel dikutip dari AFP.
Daxue Consulting, China sekarang memproduksi 70% ekspor mainan seks global. Lonjakan pesanan datang dari Prancis, Italia, dan AS, dengan dominasi vibrator dan boneka seks.
Raksasa e-commerce China, AliExpress mengungkap awal 2020 ekspor mainan seks China melonjak hingga 50% tahun-ke-tahun. Saat itu pabrik berlomba untuk memenuhi permintaan dunia selama orang terpaksa di rumah saat pandemi COVID-19.
"Kami mengekspor lebih dari 1.000 boneka seks per bulan. Kami telah mencapai kapasitas produksi penuh," kata manajer di Shengyi Adult Products Co.
https://cinemamovie28.com/movies/may-the-devil-take-you-too/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar