Minggu, 19 Juli 2020

Ahli Sebut Dunia Ada di Ujung Pandemi Virus Corona, Apa Artinya?

 Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang masing-masing melaporkan peningkatan kasus virus corona (COVID-19) yang tajam hanya dalam hitungan hari. Korea Selatan misalnya melaporkan 161 kasus virus corona baru pada Senin (24/2/2020) membuat jumlah total kasus ada di angka 763.
Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci melihat kemungkinan dunia saat ini berada di ujung pandemi virus corona. Dr Anthony menjelaskan pandemi sebagai situasi saat penyakit secara konsisten menyebar antarmanusia di area yang luas, negara-negara global.

"Jadi virus corona ini di China disebut epidemi karena awalnya hanya terkonsentrasi di area itu. Namun begitu penyakit menyebar ke negara lain dan penyebarannya ini mampu bertahan, maka kita bisa menghadapi pandemi," kata Dr Anthony seperti dikutip dari CNN, Senin (24/2/2020).

"Saat ini kita jelas ada di ujung pandemi. Nasib kita akan ditentukan oleh kemampuan negara-negara di luar China yang awalnya melaporkan kasus virus corona berkaitan dengan perjalanan namun kini mulai menemukan kasus transmisi lokal," lanjutnya.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan masih ada jendela kesempatan untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Tedros meminta partisipasi global karena potensi dampak virus corona yang luas.

"Jendela kesempatan kita untuk mengendalikan virus corona semakin sempit. Kita harus bertindak cepat sebelum jendela kesempatan itu benar-benar tertutup," kata Tedros.

Tak Temukan Satupun Virus Corona di Bandara, AS Ragukan Thermal Scanner

 Sebelas bandara di Amerika Serikat menggunakan pemeriksaan suhu sebagai salah satu langkah untuk membantu mendeteksi virus corona baru COVID-19. Namun belakangan langkah ini dinilai tidak begitu membantu, karena seseorang yang tidak menunjukkan gejala demam disebut baik-baik saja.
Mengutip CNN, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS telah menyaring lebih dari 30.000 penumpang dalam sebulan terakhir. Dari proses tersebut, tidak satu pun kasus virus corona baru COVID-19 di AS terdeteksi saat pemeriksaan suhu di bandara.

Perdebatan terkait kegunaan pemeriksaan suhu bandara ini sudah lama terjadi. Tetapi baru-baru ini, studi Eropa baru menunjukkan kalau alat ini memang tidak berfungsi. Awal bulan ini, peneliti Inggris juga menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa pemeriksaan suhu akan gagal mendeteksi infeksi virus corona baru.

Setidaknya satu negara telah menemukan pemeriksaan suhu bandara sangat tidak membantu sehingga memutuskan untuk tidak melakukannya selama wabah virus corona baru. Israel menggunakannya pada tahun-tahun sebelumnya untuk Ebola, SARS dan H1N1, tetapi ternyata tidak berhasil.

"Itu tidak efektif dan tidak efisien," kata Dr. Itamar Grotto, associate director general dari Kementerian Kesehatan Israel.

Grotto menjelaskan masalahnya adalah bahwa suhu normal terlihat memberikan "jaminan palsu." Penumpang dengan suhu normal masih bisa termasuk dalam masa inkubasi, yang artinya mereka terinfeksi, tetapi belum mengalami demam.

Selain itu, menurut penelitian yang dipublikasikan, sedikitnya pasien dengan virus corona baru tidak mengalami demam. Beberapa ahli yakin bahwa untuk alasan ini, pemeriksaan suhu di bandara tidak berguna.
https://cinemamovie28.com/zero-no-tsukaima-s2-episode-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar