H&M berencana menutup ratusan tokonya tahun ini. Sedikitnya 170 toko yang tersebar di berbagai negara akan ditutup secara permanen.
Sebanyak 40 toko sudah diputuskan akan ditutup sejak tahun lalu. Sementara 130 lainnya ditutup sebagai tindakan antisipasi untuk mencegah kerugian yang lebih banyak, menyusul angka penjualan yang terus menurun, akibat pandemi virus Corona.
CEO H&M Helena Helmersson menyatakan bahwa penjualan memang berangsur-angsur membaik seiring diangkatnya aturan lockdown maupun pembatasan sosial. Pemulihan angka penjualan pun dinilai lebih cepat dari yang diperkirakan.
Namun sebagai langkah antisipasi di masa datang, H&M memutuskan menutup beberapa toko.
"Untuk menyesuaikan cepatnya perubahan perilaku konsumen akibat COVID-19, kami juga mempercepat pengembangan platform digital, mengoptimalkan portofolio toko dan lebih jauh lagi mengintegrasikan koneksi-koneksi," jelas Helena dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Footwear News.
Pada kuartal pertama, H&M memang mengalami penurunan penjualan secara drastis. Seperti kebanyakan brand fashion, H&M harus mengalami kerugian karena menutup sebagian besar tokonya untuk sementara selama virus Corona masih menghantui. Perusahaan fashion asal Swedia itu pun sempat kewalahan secara finansial.
Penurunan penjualan juga masih terjadi di kuartal kedua. Selama tiga bulan sampai akhir Mei 2020, H&M melaporkan kerugian hingga Rp 454 miliar. Sementara di bulan Juni 2020, ada penurunan penjualan 25 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hanan Ibrahim, Hijabers Pertama yang Tampil di Melbourne Fashion Festival
Wanita bernama Hanan Ibrahim ini menjadi model hijabers pertama yang tampil di Melbourne Fashion Festival 2019. Hanan pun mengaku tidak pernah membayangkan dalam mimpinya bahwa seorang wanita yang memakai hijab bisa tampil di ajang fashion bergengsi di Australia.
"Aku tak pernah membayangkan wanita yang memakai hijab menjadi salah satu dari beberapa model muslim berhijab yang berjalan di catwalk," ucapnya.
Dikutip dari Daily Mail, sebelumnya Hanan aktif bekerja sebagai terapis. Nasib wanita asal Somalia itu berubah ketika dia menghadiri sebuah acara fashion show dan didekati oleh seorang pencari bakat pada dua tahun lalu.
Dan pada 2019, Hanan dipercaya untuk berjalan di catwalk Melbourne Fashion Festival. Dia mengaku sangat menikmati ketika berjalan di atas catwalk untuk pertama kalinya.
Hanan mengatakan kepada majalah The Sunday Telegraph Stellar adalah sebuah kehormatan baginya untuk mewakili wanita muslim yang ada di seluruh dunia dalam industri mode. "Untuk bekerja di industri fashion di mana para wanita muslim tidak pernah merasa diwakili, adalah sebuah kehormatan besar dan istimewa," katanya.
Hanan merasa Australia saat ini sudah membuat gebrakan dalam hal keragaman di dunia mode. "Setiap fotografer, desainer dan stylist mengatakan bahwa aku sudah cukup beruntung bisa bekerja. Aku dipilih untuk berdiri di dunia ini sebagai model berhijab. Ini sungguh perjalanan yang menakjubkan,"jelasnya.
https://nonton08.com/the-lingerie-murders/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar