Kamis, 09 Juli 2020

Ini Alasannya Harus Sarapan Telur Jika Ingin Berat Badan Cepat Turun

 Kebanyakan orang memilih sarapan yang simpel dan praktis. Telur merupakan makanan yang sering dikonsumsi karena dapat disajikan dengan cepat, murah, dan memiliki banyak khasiat. Salah satunya adalah menurunkan berat badan.
Cara efektif menurunkan berat badan adalah mengurangi asupan kalori. Telur kaya akan protein berkualitas tinggi, Satu butir telur mengandung sekitar 78 kalori.

Dikutip dari Healthline, beberapa penelitian menunjukkan mengonsumsi telur dapat mengurangi napsu makan dibandingkan dengan makanan lain dengan kandungan kalori yang sama. Selain itu, sarapan telur secara rutin kurang lebih selama 8 minggu dapat menurunkan berat badan hingga 65 persen, lho.

Studi lain menyatakan bahwa pria yang mengonsumsi telur untuk sarapan secara teratur dapat mengurangi asupan kalori selama 24 jam berikutnya, sedangkan untuk wanita memakan telur dapat meningkatkan rasa kenyang sehingga menyebabkan konsumsi kalori lebih sedikit selama 36 jam ke depan.

Faktanya telur merupakan makanan yang cukup sempurna karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan manusia. Mengonsumsi atau menambahkan telur saat sarapan merupakan hal termudah yang perlu dilakukan saat diet karena sarapan telur menyebabkan rasa kenyang yang jauh lebih besar.

Lebih sedikit rasa lapar dan keinginan makan menjadi lebih rendah daripada jika sarapan dengan menu lain. Jika ingin efektif dalam menurunkan berat badan, disarankan untuk mengkonsumsi setidaknya dua telur untuk sarapan. Jangan lupa sarapan telur ya, detikers!

4 Komplikasi COVID-19 yang Tak Biasa, Ereksi Spontan hingga Nyeri Testis

 Virus Corona COVID-19 memunculkan berbagai komplikasi pada sistem organ. Pada pria, komplikasi juga beberapa kali dilaporkan terjadi pada organ reproduksi.
Batuk dan sesak napas memang mendominasi daftar keluhan pada pasien COVID-19. Namun pada beberapa kasus, dilaporkan juga gejala atipikal yakni gejala-gejala yang tidak umum ditemukan.

Beberapa di antaranya sebagai berikut:

1. Ereksi berkepanjangan
Dikutip dari Health, seorang pasien dari Prancis mengalami ereksi selama 4 jam tanpa diawali stimulasi seksual atau biasa disebut ereksi spontan. Hal ini diduga karena adanya gumpalan darah yang membeku akibat infeksi COVID-19. Rasa sakit akan ereksi berkepanjangan itu, memaksa pria paruh baya tersebut harus dilarikan ke RS Le Chesnay.

Awalnya para dokter mengompres Mr P pria tersebut dengan menggunakan es, hingga akhirnya memutuskan menggunakan jarum untuk menyedot gumpalan darah tersebut.

"Uji lab dan uji klinis pada pasien kami memperlihatkan adanya hubungan kuat antara priapisme dengan infeksi SARS-CoV-2," tulis peneliti dalam jurnal tersebut dikutip dari New York Post.

2. Kesemutan
Beberapa pasien yang mengidap COVID-19 melaporkan mereka merasa kesemutan di beberapa area tubuhnya. Meski demikian, para ahli menyatakan bahwa ini sebenarnya adalah respons dari sistem kekebalan tubuh pasien dan bukan merupakan gejala Covid-19.

Menurut direktur pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Mount Sinai, New York, mengatakan bahwa saat terinfeksi, sel-sel imunitas diaktifkan sehingga banyak bahan kimia dilepaskan ke seluruh tubuh kita dan dapat terasa seperti ada beberapa desis atau terasa kesemutan. Ketika respons kekebalan kita bekerja, orang bisa merasakan sensasi yang berbeda.

3. Covid toes
Ruam dan bengkak pada jari kaki disebut indikasi terbaru terinfeksi virus Corona COVID-19. Para ahli dermatologi menyebut fenomena ini dengan 'Covid toes' yang banyak dialami oleh pasien muda yang terjangkit Corona. Sejauh ini, data menunjukkan bahwa kebanyakan orang dengan 'Covid toes' tidak menunjukkan gejala lain atau hanya mengidap kondisi ringan. Selain itu ruam tersebut cenderung mempengaruhi usia muda termasuk anak-anak dan orang dewasa di usia 20-an dan 30-an.

"Kebanyakan pasien yang mengalaminya berusia muda, sehat, dan hanya mengalami gejala ringan. Saya tidak ingin orang-orang berpikir bahwa dengan memiliki ruam ungu di jari kaki mereka akan berakhir di ruang perawatan ICU," kata Freeman dikutip dari Live Science.

4. Nyeri testis
Seorang pria (42) yang berasal dari Massachusetts memeriksakan diri ke dokter karena merasa nyeri di buah zakar, perut, hingga dada. Dokter mengatakan, testisnya normal dan pemeriksaan X-ray menunjukkan hasil yang baik. Namun lewat CT Scan, didapati ada kerusakan pada paru-parunya. Dokter menyatakan pria ini mengalami pneumonia. Dua hari kemudian, pria ini positif terkena virus corona.

Para dokter dari Harvard Medical School tidak mengatakan bahwa nyeri testis adalah gejala virus Corona, tetapi mengingatkan adanya gejala 'atipikal' dari COVID-19 yang kemungkinan bisa terjadi pada nyeri testis.
https://kamumovie28.com/cast/ana-alexander/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar