Jumat, 17 Juli 2020

Pesawat Mendarat Darurat di Turki karena Virus Corona

Satu pesawat yang berangkat dari Iran dilaporkan terpaksa mendarat darurat di Ankara, Turki, atas permintaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Turki pada Selasa (25/2/2020). Dikutip dari The New York Times, pesawat tersebut dialihkan karena satu penumpang diduga terinfeksi virus corona (COVID-19).
Kantor berita Turki, Demiroren, menunjukkan video deretan ambulans sudah bersiaga di lapangan tempat pesawat mendarat. Beberapa orang dengan pakaian pelindung lengkap juga hadir.

Pesawat tersebut tadinya direncanakan berangkat dari Tehran dan mendarat di Istanbul.

Dikutip dari Al Jazeera, Kemenkes Turki menyebut seluruh penumpang pesawat akan dites untuk virus corona. Selain itu penumpang juga akan dikarantina selama 14 hari.

Pemerintah Iran sendiri mengonfirmasi sudah ada 61 kasus virus corona di wilayahnya dan 12 orang meninggal dunia akibat virus tersebut.

Ahli Medis China Khawatir Pasien Sembuh Masih Bisa Tularkan COVID-19

- Ahli medis China, tepatnya spesialis pernapasan mengungkapkan pasien virus corona (COVID-19) yang sudah sembuh masih bisa menularkan virus corona. Hal ini dijelaskan juga oleh Zhao Jianping, selaku kepala tim yang bekerja mengatasi wabah coronavirus.
Ia menyebutkan bahwa sudah ada kasus pasien yang sudah dinyatakan sembuh, tetapi setelah dicek kembali darahnya positif virus corona.

"Ini berbahaya. Di mana pasien-pasien (sembuh) itu ditempatkan? Mereka tidak bisa dipulangkan ke rumah, karena mungkin bisa menulari yang lain," ujar Zhao yang dikutip dari South China Morning Post.

"Tapi, mereka tidak bisa ditempatkan di rumah sakit juga, karena sumber daya yang terbatas," imbuhnya.

Dalam hal ini, Zhao menyarankan untuk pasien yang sudah sembuh pun harus tetap melakukan karantina sendiri di rumahnya selama 14 hari. Hal serupa juga pernah dialaminya sebelumnya.

Zhao mengatakan, pernah ada satu pasiennya yang sudah menjalani dua tes, uji lab, dan terbukti negatif. Tapi, beberapa hari kemudian pasien itu demam. Setelah dites, hasilnya positif COVID-19.

Benjamin Cowling selaku kepala divisi dan biostatistik Hong Kong University mengatakan untuk memastikan pasien benar-benar sembuh dari virus, cara terbaik adalah dengan melihat apakah virus sudah benar-benar mati. Caranya dengan mencoba menumbuhkan sampel virus di cawan petri.

Kronologi WN Jepang Positif SARS-CoV2 Sepulang dari RI Versi Kemenkes

 Seorang warga negara Jepang disebut positif virus corona COVID-19 sepulang dari Indonesia. Oleh Kementerian Kesehatan RI melalui laporan dari Jepang, diagnosa pasien mengarah pada SARS-CoV2 yang diduga adalah bentuk mutasi COVID-19.
"Kalau mau dibedakan silahkan dibedakan tapi saya punya referensi bahwa SARS-CoV tipe 2 merupakan bentuk mutasi gen, bentuk perubahan yang dari penyebab pertama yang dulu disebut 2019-nCoV. Dua dua referensinya ada dan kami tidak akan memperdebatkan nama tapi bagaimana surveilans aktif dilakukan," tutur Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr Achmad Yurianto kepada media melalui sambungan telepon di Kantor Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, (25/2/2020).

Disebutkan oleh dr Yuri, sapaannya, pria yang terinfeksi adalah penduduk Tokyo berusia sekitar 60 tahun. Namun ia disebut pernah berkunjung ke dokter karena sudah memiliki gejala sebelum melakukan perjalan ke Indonesia. Ini kronologisnya.

12 Februari
Sebelum datang ke Indonesia, pasien sudah mengeluh sakit sehingga mengunjungi dokter di Tokyo. Hasil pemeriksaan menunjukkan ia tidak perlu dirawat karena tak ada indikasi pneumonia.

13 Februari
Pria tersebut masih bekerja dan melakukan aktivitas seperti biasa. Menurut laporan, ia sedang melakukan kegiatan sosial di rumah lansia.

14 Februari
Libur dan berdiam di rumah.
https://nonton08.com/aunts-flesh-advice-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar