Senin, 06 Juli 2020

Sempat Reda, Delapan Kasus Baru Virus Corona Kembali Muncul di China

Saat pandemi virus Corona dianggap mulai mereda di Beijing, China, otoritas kesehatan nasional China mencatat adanya delapan kasus baru pada 4 Juli lalu. Jumlah kasus ini lebih banyak dari tiga hari sebelumnya.
Pejabat kota Beijing mengatakan, hampir semua kasus baru di ibukota China itu termasuk kasus yang ringan. Dari kasus-kasus baru, tersebut enam di antaranya termasuk kasus impor dan dua lainnya di Beijing.

Di Beijing, pejabat senior pengontrol penyakit di Beijing, Pang Xinghuo, mengatakan 47 persen dari 334 kasus Corona yang dikonfirmasi sejak 11 juni lalu berasal dari pasar Xinfadi. Dari semua kasus yang ada, 98 persen termasuk kasus yang ringan.

Juru bicara pemerintah Beijing, Xu Hejian, mengatakan saat konferensi pers Sabtu lalu (4/7/2020), bahwa situasi negaranya saat ini terus membaik dan bisa dikendalikan sepenuhnya.

Pada Minggu (5/7/2020), China juga melaporkan adanya tujuh pasien baru tanpa gejala. Jumlah ini lebih banyak dari empat hari sebelumnya.

Mengutip Reuters, hingga Sabtu (4/7/2020), kasus virus Corona di China yang terkonfirmasi mencapai 83.553 kasus. Sementara pasien yang meninggal tetap pada angka 4.634, dan tidak ada perubahan sejak pertengahan Mei lalu.

WHO Perkirakan Hasil Awal Uji Coba Obat Corona Siap dalam 2 Minggu

Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan harus segera mendapatkan hasil dari uji klinis obat yang dinilai efektif dalam mengobati pasien virus Corona COVID-19. Solidarity Trial terbagi lima bagian melihat kemungkinan pendekatan pengobatan untuk virus Corona COVID-19
Obat yang tengah diuji coba seperti remdesivir, obat malaria hydroxychloroquine, obat HIV lopinavir atau ritonavir dan lopinavir atau ritonavir dikombinasikan dengan interferon. Namun, awal bulan ini, WHO menghentikan uji coba hydroxychloroquine setelah penelitian menunjukkan tidak ada manfaat pada mereka yang mengidap virus Corona dengan mengunakan obat ini, tetapi masih banyak penelitian lebih lanjut yang harus melihat apakah itu efektif sebagai obat untuk mencegah Corona.

"Hampir 5.500 pasien di 39 negara sejauh ini telah direkrut ke dalam Solidarity Trial," kata direktur jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada briefing berita di Jenewa, merujuk pada studi klinis yang dilakukan badan PBB, dikutip dari ABC News.

"Kami mengharapkan hasil sementara dalam dua minggu ke depan," lanjut Tedros.

Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan tidak bijaksana untuk memprediksi kapan vaksin bisa segera siap melawan virus Corona COVID-19. penyakit pernapasan yang disebabkan virus Corona baru telah menewaskan lebih dari setengah juta orang.

Sementara kandidat vaksin disebut mungkin baru akan menunjukkan keefektifannya pada akhir tahun. Ia mengatakan kepada wartawan di briefing bahwa pertanyaannya adalah seberapa cepat itu bisa diproduksi secara massal.

"Saat ini tidak ada vaksin yang terbukti melawan penyakit ini, tetapi 18 kandidat potensial sedang diuji pada manusia," kata Ryan.

"Saya menyesal bahwa tidak ada akses yang adil dan dapat diakses ke alat COVID. Saya menyesal bahwa beberapa negara memiliki lebih dari yang lain, dan saya menyesal bahwa pekerja garis depan meninggal karena virus Corona COVID-19," katanya.

Ryan mendesak negara-negara untuk melanjutkan identifikasi kelompok kasus baru Corona, melacak orang yang terinfeksi, dan mengisolasi mereka untuk membantu memutus rantai transmisi.
https://cinemamovie28.com/the-last-big-save/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar