Kamis, 09 Juli 2020

Tak Dianjurkan Langsung Minum Kopi di Pagi Hari, Ini Alasannya

 Sebagian orang biasanya meminum kopi pada pagi hari. Namun, bukan berarti saat bangun tidur kamu bisa langsung konsumi kopi. Mengapa?
Dikutip dari Healthline, disarankan untuk menunda terlebih dahulu konsumsi kopi di pagi hari. Atur waktu 2 jam setelahnya usai bangun tidur untuk minum kopi.

Karena minum kopi tepat usai bangun tidur di pagi hari dapat meningkatkan kadar kortisol. Kadar kortisol adalah hormon yang dapat meningkatkan rasa waspada dan fokus seseorang.

Hal ini justru mengganggu masalah kesehatan karena mengkonsumsi kopi ketika tingkat kortisol tinggi dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat menghindari kelelahan berolahraga dan meningkatkan kekuatan otot sehingga mengonsumsi kopi 30-60 menit sebelum olahraga merupakan hal yang efektif.

Sementara mengonsumsi kopi terlalu dekat dengan jam tidur, seperti saat makan malam dapat menyebabkan gangguan tidur. Untuk menghindari efek mengganggu kafein saat tidur, disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein minimal 6 jam sebelum tidur.

Studi Ungkap Penyebab Utama Penyebaran Virus Corona

Studi terbaru menunjukkan orang tanpa gejala (OTG) atau silent spreader jadi penyebab terus berlangsungnya pandemi virus Corona COVID-19 ini. Berdasarkan studi di Proceeding of National Academy of Sciences, menemukan penularan melalui OTG atau orang yang belum menunjukkan gejalanya menjadi penyebab utama penyebaran virus ini.
Peneliti dalam studi ini, yaitu Alison Galvani dan rekannya dari Yale University menggunakan model transmisi untuk membuktikan penyebaran dari OTG. Dari studi ini, para peneliti mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan.

Jumlah orang tanpa gejala yang ditemukan berkisar antara 17,9 sampai 30,8 persen dari total seluruh pasien. Dari perkiraan OTG sebanyak 17,9 persen, kemungkinan bisa menyebabkan penularan sebesar 48 persen. Sementara dari orang yang belum menunjukkan gejala, hanya sebesar 3,4 persen.

Sementara dengan perkiraan OTG sebanyak 30,8 persen, mereka memperkirakan bisa menyebabkan penularan sebesar 47 persen. Pada orang yang belum menunjukkan gejala, hanya berisiko menularkan virusnya sebesar 6,6 persen.

Mengutip dari CNN International, dari model transmisi tersebut para peneliti mengasumsikan bahwa COVID-19 bisa sangat menular saat berada pada tahap presimtomatik atau penyebaran tanpa adanya gejala dari OTG. Bahkan, peneliti mengatakan isolasi yang dilakukan pada semua kasus simptomatik tidak akan cukup untuk mengendalikan penyebaran ini.

Untuk menghentikan penularan sampai berada pada angka di bawah 1 persen dari populasi, studi ini menyarankan agar mengidentifikasi lebih sepertiga infeksi COVID-19 pada OTG. Tak hanya itu, pengujian yang masif serta pelacakan kontak untuk menemukan kasus baru juga bisa dilakukan untuk menekan peningkatan wabah ini.

Benarkah Air Garam Bisa Cegah Virus Corona? Cek Faktanya

 Banyak orang penasaran, apakah kandungan dari air garam mampu menjadi salah satu upaya mengatasi virus Corona COVID-19? Tidak sedikit yang akhirnya rutin berkumur air garam guna mencegah masuknya virus Corona COVID-19.
Seperti yang diketahui, berkumur air garam memang memiliki segudang manfaat. Salah satunya adalah menghilangkan nyeri pada sakit gigi.

Meski memiliki segudang manfaaat, bukan berarti kumur air garam ampuh untuk semua jenis bakteri atau virus. Faktanya, kumur air garam tidak efektif untuk tangkal Corona.

Menurut dr Rini Cendika dari Universitas Indonesia, berkumur air garam tidak mampu mencegah virus Corona COVID-19. Kandungan yang terdapat dalam garam pun tidak dapat mematikan virus tersebut.

"Belum ada studi bahwa natrium dapat membunuh virus Corona. Belum ada buktinya juga," ujar dr Rini dalam diskusi online, Rabu (8/07/2020).
https://kamumovie28.com/cast/adhitya-putri/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar