Sabtu, 11 Juli 2020

Tangan Sering Kebas atau Kesemutan? Waspada Gejala Diabetes

Banyak penderita diabetes yang tidak merasakan gejala awal dari penyakit tersebut. Hal ini disebabkan karena gejala yang timbul sering kali ringan dan bertahap sehingga tidak mudah disadari.
Gejala awal dari penyakit ini pun bermacam-macam, mulai dari kebas atau rasa tersetrum di bagian tangan atau kaki yang merupakan akibat dari tingginya kadar gula darah sehingga mengganggu sistem syaraf di tubuh manusia.

Selain itu, beberapa gejala lain yang dapat timbul dan dirasakan oleh penderita adalah rasa haus dan lapar yang berlebihan, sering buang air kecil, mudah merasa lelah, penglihatan kabur, luka yang tak kunjung sembuh, dan penurunan berat badan secara drastis. Fakta terbaru seperti dikutip dari National Health Service UK, diketahui diabetes tipe 2 bisa saja tidak terdeteksi hingga 10 tahun.

Banyak penderita diabetes yang juga baru menyadari terkena penyakit ini, setelah mengalami berbagai gangguan kesehatan yang kompleks. Bahkan dilansir dari Diabetes UK, peneliti menyebutkan setengah dari penderita diabetes sudah memiliki gejala komplikasi pada saat didiagnosis terkena diabetes.

Adapun di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menunjukkan ada sekitar 73.7%, atau 3 dari 4 penderita diabetes di Indonesia tidak menyadari dirinya terkena diabetes. Padahal, diagnosis awal dan penanganan kondisi diabetes sejak dini sangat penting untuk menekan risiko komplikasi berbahaya, termasuk penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, kebutaan, dan amputasi.

Untuk itulah diperlukan kesadaran dalam mencegah penyakit diabetes sejak dini, dengan menjalankan pola hidup sehat. Salah satu cara termudah misalnya mengganti gula dengan pemanis rendah kalori, seperti Tropicana Slim Sweetener Honey dengan rasa manis madu yang nikmat.

Minuman tetap nikmat untuk disantap serta asupan gula sehari-hari juga bisa dibatasi. Selain itu, cara mencegah diabetes lainnya antara lain berat badan harus dijaga dalam kondisi ideal, menjalankan pola makan sehat, serta rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu.

Bagi yang memiliki faktor risiko diabetes seperti berat badan berlebih dan memiliki faktor keturunan, sangat dianjurkan berkonsultasi dengan ahli kesehatan. Pengukuran kadar gula darah secara rutin juga bisa dilakukan untuk menghindari diagnosis diabetes yang terlambat.

Mikrodroplet Bikin Corona Gentayangan di Udara, Ini Tips Saat di Kantor

Belakangan ini ramai diperbincangkan tentang penularan virus Corona melalui mikrodroplet. Droplet berukuran lebih kecil ini bisa bertahan lama di udara dalam ruangan karena bentuknya yang sangat kecil.
"Manakala ruangan tersebut sirkulasi udaranya tidak berjalan dengan baik," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19 Achmad Yurianto dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Jumat (10/7/2020).

"Sehingga partikel-partikel droplet ini tertahan melayang-melayang cukup lama di udara," lanjutnya.

Yuri menjelaskan siapa pun yang berada di dalam ruangan tersebut bisa terpapar mikrodroplet jika tidak menggunakan masker dengan benar, yakni menutupi hidung, mulut, hingga dagu.

Bagaimana cara mencegah penularan Corona lewat mikrodroplet di ruang kantor?
Menurut Yuri, penularan melalui mikrodroplet bisa dicegah dengan cara menjaga sirkulasi udara di ruang kantor berjalan dengan baik. Tujuannya agar udara kotor di dalam ruangan bisa tergantikan dengan udara bersih.

"Upaya ini bisa kita lakukan dengan baik. Paksakan udara bergerak, apakah dengan menggunakan kipas angin atau menggunakan kipas untuk menghisap udara keluar agar semuanya selalu bergerak," jelasnya.

"Kemudian kalau memungkinkan, jendela dibuka pada pagi hari agar udara segar dari luar juga bisa masuk," lanjutnya.

Yuri menuturkan beberapa cara ini bisa dilakukan secara rutin agar lingkungan di ruang kerja kantor terhindar dari ancaman penularan Corona lewat mikrodroplet.
https://indomovie28.net/cast/bianca-hunter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar