Rabu, 22 Juli 2020

Terpopuler: Beragam Spekulasi Viral Penyebab Ashraf Sinclair Meninggal

Pekan ini didominasi kabar meninggalnya Ashraf Sinclair, aktor sekaligus suami dari Bunga Citra Lestari. Dugaan kuat, Ashraf meninggal dunia akibat serangan jantung.
Namun di samping itu, beredar pesan berantai di Whatsapp grup dan media sosial soal spekulasi meninggalnya Ashraf, mulai dari GERD atau nyeri lambung, hingga Angina yang biasa dikenal sebagai angin duduk oleh orang awam.

"Suami BCL katanya meninggal karena serangan jantung, dalam usia 40 tahun. Ada teman dokter yang bilang kemungkinan karene GERD yang menekan jantung hingga tidak berfungsi," tulis pesan viral tersebut.

Menanggapi, spesialis jantung dari RS Siloam Karawaci menyebut GERD atau Gastro Esofagial Reflux Disease tidak memiliki hubungan dengan terjadinya serangan jantung. Hal yang mungkin terjadi adalah serangan jantung yang mengenai bagian bawah membuat pengidapnya merasakan nyeri ulu hati yang mirip dengan GERD.

"GERD tidak menyebabkan serangan jantun apalagi menekan jantung hingga tidak berfungsi," katanya kepada detikcom.

Tak lama setelah itu, muncul lagi narasi pesan berantai yang mengaitkan angin duduk dan kematian Ashraf Sinclair juga mendiang penyanyi Mike Mohede. Dalam pesan tersebut tertulis nama dokter yang saat dikonfirmasi menyebut kabar itu adalah hoax.

"Sudah dikonfirmasi ke dokter yang bersangkutan, ini hoax ya mbak. Kesian masyarakat banyak dapat hoax," tutur Diana Santi, Humas RS Pusat Pertamina.

Diwawancara terpisah, spesialis jantung dr Ayuthia Putri Sedyawan, SpJP mengatakan tidak ada istilah angin duduk di medis. Perasaan sesak napas, dada berat seperti ditindih disertai dengan keringat membasahi baju atau mual adalah beberapa gejala dari serangan jantung.

Kerap disebut angin duduk karena pengidapnya merasakan gejala seperti masuk angin dan muntah akibat rasa sakit di dada. Angina pectoris adalah serangan rasa sakit mendadak di dada yang mirip dengan serangan jantung dan sering menyebabkan kematian mendadak.

"Angina pektoris itu adalah nyeri dada yang disebabkan berkurangnya suplai oksigen ke otot jantung oleh karena adanya penyumbatan di satu atau lebih pembuluh darah koroner," terang dr Ayu.

RI Punya 4,8 Juta Pasien Kanker, Perlu Bikin RS Khusus Kanker Lagi?

 Pengidap kanker di Indonesia makin bertambah setiap tahunnya. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan saat ini pasien kanker di Indonesia telah menyentuh angka 4,8 juta.
Hal ini menjadi perhatian khusus sebab diketahui bahwa rumah sakit khusus kanker di Indonesia terpusat di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Melihat hal ini, apakah pemerintah akan membuat rumah sakit khusus kanker lainnya?

"Kalau khusus untuk RS saya kira belum karena rumah sakit umum masih bisa melaksanakan. Beban cost-nya akan tinggi dan penyintas kanker kan tidak diperlakukan khusus, dia bisa saja bergabung dengan pasien lain beda dengan infeksi," sebut dr M Subuh, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes RI, saat dijumpai di acara World Cancer Day, CISC, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/2/2020).

Disebutkan Subuh, saat ini seluruh rumah sakit pemerintah pusat dan daerah masih mampu menangani pasien kanker. Namun memang keterbatasan alat pemeriksaan membuat beberapa pasien kanker harus dirujuk ke RS Kanker Dharmais.

"Pada kasus tertentu memang perlu rujukan ke Dharmais karena keterbatasan alat radiologi. Memang belum di setiap rumah sakit punya," sebutnya.

Untuk pemerataan pelayanan, tidak menutup kemungkinan alat radiasi akan diperbanyak. Artinya ke depan alat radiasi akan disediakan minimal satu di setiap provinsi. Diakui Subuh, saat ini memang hanya beberapa provinsi yang memiliki alat tersebut.

"Namun selama rumah sakit mempunyai kemampuan, kompetensi dan dokter yang bisa melakulan kemoterapi, bisa melakikan pelayanan kanker, bisa dilakukan selama RS punya dokter spesialis," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/black-clover-episode-57-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar