Rabu, 12 Agustus 2020

Strategi Satgas COVID-19 Tekan Angka Kematian Pasien Corona di Indonesia

Satgas Penanganan COVID-19 menyebut ada 22 provinsi yang berhasil menekan angka kematian pasiennya di bawah rata-rata dunia, yakni 3,64 persen. Harapannya daerah lain dapat mengikuti sehingga tingkat angka kematian Corona secara nasional juga bisa berkurang.
"Demikian pula dengan sisanya, yaitu adalah 12 provinsi kita harapkan juga bisa ditekan. Karena kalau ini bisa ditekan di bawah angka rata-rata dunia, maka secara keseluruhan provinsi yang ada di Indonesia memiliki angka kematian di bawah rata-rata dunia," kata juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (11/8/2020).

Untuk mencapai hal tersebut, Wiku menerangkan pemerintah memiliki strategi fokus melakukan perawatan pada pasien Corona dengan gejala. Pasien ini dirawat di fasilitas kesehatan untuk meningkatkan peluang sembuh.

"Pada saat ini kita fokus pada penanganan kasus-kasus yang symptomatic atau bergejala supaya mereka bisa sembuh dan selamat," ungkap Wiku.

Wiku juga mengatakan kapasitas pemeriksaan akan terus ditingkatkan untuk melacak orang-orang yang minim atau tanpa gejala. Tujuannya agar segera dilakukan isolasi sehinga bisa menekan kemunculan kasus baru.

"Saat yang bersamaan pemerintah juga meningkatkan peningkatan testing sehingga kasus-kasus yang asymptomatic atau tidak bergejala bisa teridentifikasi untuk bisa dilakukan isolasi mandiri," pungkasnya.

Viral Cangkang Masker Biar Tak Kena Lipstik, Ganggu Fungsi Nggak Sih?

Baru-baru ini bracket masker ramai dijual di lapak online. Fungsinya disebut-sebut bisa menjaga lipstik tidak rusak dan mengurangi embun di kacamata saat memakai masker.
Selain itu, alat ini diklaim bisa mencegah jerawat yang timbul saat memakai masker karena mengurangi gesekan. Bagi yang sering merasa kurang jelas saat berbicara pakai masker, bracket ini juga bisa mengatasinya.

Namun, alat ini bisa mengganggu efektivitas memakai masker nggak sih?

Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menjelaskan alat ini tidak mengganggu efektivitas masker. Sebab, hanya membuat jarak antara masker dan bibir saja.

"Nggak sih karena hanya melindungi mulut saja ya jadi membuat jarak antara masker dan bibir, fungsinya hanya estetika saja," jelas dr Erlang saat dihubungi detikcom Selasa (11/8/2020).

Namun, dr Erlang mengingatkan berbahaya jika alat tersebut membuat celah dari masker menjadi lebar. Bila seperti itu, penggunaan alat tersebut sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan risiko paparan Corona.

"Hal ini menjadi berbahaya karena masker tidak melindungi lagi. Karena ada celah. Tentu tidak direkomendasikan karena tadi dapat membuat celah dengan masker," pungkasnya.

Kondisi Terkini Kota Wuhan, Tempat Pandemi Virus Corona Bermula

- Wuhan, kota yang pertama kali mencatat kasus virus Corona COVID-19 di Desember 2019 lalu kini memiliki pemandangan baru. Para warga dilaporkan berdansa di festival musik elektronik, ada antrean panjang saat sarapan pagi, lalu lintas pun kembali padat bahkan macet.
Pemandangan di Wuhan saat ini tidak pernah terpikirkan bahkan hingga awal Januari kemarin. Kota di China ini tengah melakukan pemulihan usai lockdown selama 76 hari, yang mulai dicabut pada bulan April. Selain itu, Wuhan telah membuat jalanan kembali dipadati dengan beragam aktivitas.

Dikutip dari Channel News Asia, antrean yang mengular di tempat sarapan sangat jauh dari kerumunan ketakutan yang berbaris di rumah sakit Wuhan pada minggu-minggu pertama, setelah kota itu dikarantina pada bulan Januari untuk mengendalikan penyebaran virus Corona COVID-19.

Pakaian hazmat dan kacamata pengaman yang dulunya merupakan alat pelindung diri yang wajib digunakan, kini telah digantikan oleh payung dan topi matahari saat turis melindungi diri dari terik matahari musim panas, berpose untuk foto di depan 'Menara Yellow Crane' kota yang bersejarah.

Namun semuanya tidak kembali normal. Bisnis tetap berjalan lambat di Wuhan, kota berpenduduk 11 juta orang tempat virus Corona pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu sebelum memicu pandemi global.

"Pada paruh pertama tahun ini, kami hanya membuka beberapa proyek yang telah diputuskan sebelum wabah," kata Hu Zeyu, seorang karyawan di sebuah perusahaan real estate lokal, kepada AFP.

"Volume bisnis telah sangat berkurang," lanjutnya.
https://nonton08.com/classic-again/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar