Sebuah video yang menunjukkan persiapan tenaga medis sebelum bertugas menangani pasien Corona di RS Darurat Wisma Atlet, viral di media sosial. Video itu dibuat oleh Ayuni Rianty, dokter umum di rumah sakit tersebut.
Ayuni bercerita, setiap hari sebelum bertugas ia dan tenaga medis lainnya wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. APD yang ia kenakan pun tak boleh dilepas hingga jam kerja selesai, yakni 8-9 jam per hari.
Selama itu pula Ayuni tidak diperkenankan untuk makan, minum, buang air kecil atau besar. "Haus dan lapar masih bisa ditahan, tapi kalau buang air kecil walaupun sudah pakai diapers (popok) nggak bisa keluar. Rasanya nggak enak banget," kata Ayuni kepada detikcom, Senin (3/8/2020).
Meski begitu, Ayuni mengaku merasa bahagia bisa bertugas mengobati pasien. Terlebih saat melihat raut wajah mereka ketika dinyatakan sembuh dari virus Corona.
"Pernah ada pasien yang teriak 'yes' kencang banget di lorong bangsal, ada juga yang sujud syukur di lantai. Pokoknya bahagia banget," ucapnya.
Namun, di sisi lain Ayuni pun kecewa masih ada masyarakat yang menyepelekan COVID-19. Padahal, banyak orang telah kehilangan nyawanya akibat penyakit ini, termasuk para tenaga medis.
"Hati saya hancur, di sini saya dan rekan-rekan sejawat bertarung nyawa. Tidak sedikit nakes yang gugur dalam menjalankan tugas," pungkasnya.
Saran IDAI Agar Anak Tak Berlebihan Terpapar Gadget Saat Belajar Online
Pembelajaran jarak jauh (PPJ) diterapkan dengan tujuan untuk menekan penularan virus Corona COVID-19 pada anak di sekolah. Namun ada hal lain yang dikhawatirkan yakni soal penggunaan ponsel atau gawai yang tidak terkontrol.
Di masa pandemi Corona, anak lebih banyak harus tinggal di rumah dan melakukan pembelajaran secara online. Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr Catharine Mayung Sambo, SpA(K) menyebut tak dapat dipungkiri durasi waktu screen time akan mengalami peningkatan sehingga diperlukan perhatian khusus dari orang tua untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan pajanan terhadap gawai.
Berikut beberapa saran IDAI agar anak tidak terlalu banyak pegang ponsel selama belajar daring.
1. Atur waktu dan ruang khusus
Meskipun di rumah, orang tua harus menyiapkan ruangan khusus untuk anak belajar. Hal ini dilakukan agar anak tetap bisa efektif belajar di rumah dan orang tua mampu memperhatikan anak dalam penggunaan gawainya.
"Atur ruangan untuk pakai gawai, jadi kalau sudah selesai waktunya, keluarlah dari ruangan tersebut dan tinggalkan gawainya di situ," kata dr Mayung, sapaannya, saat dihubungi detikcom Senin (3/8/2020).
2. Atur penggunaan gawai sesuai usia anak
Atur penggunaan gawai sesuai usia anak, baiknya untuk anak sekolah waktu layarnya (screen time) sesuai keperluan sekolah, sementara untuk adik-adik yang lebih kecil tidak usah pakai gawai dulu.
3. Atur jadwal istirahat
Orang tua juga harus memperhatikan jadwal istirahat anak. Setelah lelah menatap gawai yang cukup lama, berikan anak waktu untuk istirahat seperti, melakukan aktivitas fisik atau bermain.
"Berhenti sementara dari kegiatan terkait gawai, misalnya setelah 45 menit (atau paling lama 1 jam), berdiri dulu, bermain interaktif, makan, ngobrol face to face, dan melakukan aktivitas fisik," tambah dr Mayung.
4. Variasikan kegiatan atau permainan
Selain itu, orang tua juga harus memberikan variasi kegiatan di luar pemakaian gawai. Ada baiknya agar orang tua untuk selalu mendampingi anak dan mendiskusikan aktivitas selanjutnya yang akan mereka lakukan, terlebih jika anak masih berada di usia pra-sekolah.
"Variasikan kegiatan atau permainan dan aktivitas fisik yang tidak menggunakan gawai," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/battle-of-westerplatte-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar