Menjaga frekuensi bercinta merupakan salah satu kunci mempererat keharmonisan rumah tangga. Namun, tak jarang masalah frekuensi ini menjadi kekhawatiran bahkan konflik bagi pasangan suami-istri.
Contohnya kasus istri di Tulungagung yang diceraikan suami karena bisa meminta bercinta sampai sembilan kali dalam sehari. Kasus ini ramai diperbincangkan akibat sang istri disebut mengalami masalah hiperseksual.
Seksolog dr Heru H. Oentoeng, MRepro, SpAnd, dari RS Siloam Kebon Jeruk, mengatakan sebetulnya tidak ada batas normal frekuensi bercinta. Ini karena setiap pasangan bisa memiliki frekuensi berbeda-beda.
"Nggak ada dikatakan normal, nggak normal, yang penting mau sama mau. Jadi kita nggak ngomongin normal nggak normal ya, tapi dalam kehidupan rumah tangga hubungan seksual itu seolah-olah kaya transaksi. Jadi yang penting sama-sama mau, maksudnya gini keinginan si istri berapa kali, keinginan suami berapa kali," jelas dr Heru saat dihubungi detikcom Minggu (16/8/2020).
Umumnya, rata-rata pasangan suami-istri melakukan bercinta yaitu dua sampai tiga kali dalam seminggu. Tetapi, ada momen tertentu pasangan suami-istri bercinta melebihi rata-rata seperti saat bulan madu dan hal ini sangat normal.
"Dalam kondisi tertentu, kaya lagi bulan madu satu, hari tujuh kali itu enggak apa-apa. Nggak masalah dan bukan kategori hiperseksual saat itu. Nah, hiperseksual kalau tujuh kali mintanya terus-terusan kalau nggak dipenuhi terus ngamuk-ngamuk," ucapnya.
Tak masalah jika pasangan memiliki frekuensi bercinta bisa lebih dari dua sampai tiga kali dalam seminggu. Kuncinya semua bisa dikomunikasikan dengan baik dan tidak menyebabkan konflik.
Daripada Gosok Kulit Pakai Batu, Ini Saran Dokter Bila Ingin Bersihkan Daki
Viral unggahan yang memperlihatkan toko online menjual batu untuk membersihkan daki. Caranya adalah dengan menggosok-gosokkan batu di atas kulit saat mandi, sehingga daki kemudian mengelupas dari kulit.
"Sensasi menggosok daki dengan batu saat berendam air panas itu nikmat sekali," komentar satu pengguna Twitter.
Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV, dari DNI Skin Centre, mengatakan sebetulnya tidak dianjurkan membersihkan kulit dengan batu. Ini karena permukaan batu yang relatif kasar malah berisiko mengiritasi dan melukai kulit.
Menurut spesialis kesehatan kulit ini, daki yang terdiri atas kotoran debu dan sel kulit mati dapat dibersihkan dari tubuh cukup dengan memakai sabun.
"Cara membersihkan daki yang benar adalah dengan mandi memakai sabun dan menggosok secara tepat. Karena daya perekat utama daki adalah keringat dan bakteri kulit yang bersifat asam, maka sabun yang bersifat basa dapat membantu membersihkannya," kata dr Darma pada detikcom dan ditulis Minggu (16/8/2020).
Bila masih tidak puas, dr Darma menyarankan coba lulur yang bisa dilakukan seminggu sekali.
"Namun, jangan luluran lebih sering dari sekali seminggu karena dapat membuat kulit menjadi tipis dan mudah teriritasi. Untuk hasil yang baik, berendamlah dengan air hangat kurang lebih sekitar 5 menit agar scrub pada luluran mudah mengangkat daki yang menempel pada pori-pori kulit," pungkasnya.
https://nonton08.com/get-the-girl/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar