Minggu, 23 Agustus 2020

Viral Trik Menyimpan Potongan Alpukat Agar Tak Jadi Coklat Sampai Seminggu

Seorang ibu telah menemukan cara untuk membuat alpukatnya tetap segar saat berada di lemari es.
Wanita yang tinggal di Selandia Baru itu tidak ingin menggunakan wadah plastik, dan telah menemukan fakta bahwa daun selada sangat berguna untuk menjaga alpukatnya tetap segar selama disimpan di lemari es.

"Saya dengan tidak sengaja menemukan bahwa saya telah membuang bungkus makanan kelas satu," tulisnya di Facebook.

"Daun selada, terutama yang bagian luar, ternyata membungkus makanan dengan luar biasa. Dia dirancang untuk tujuan itu sejak awal." lanjutnya

Untuk membuktikan betapa efisien penemuannya itu, wanita itu membagikan gambar alpukat hijaunya, dan mengatakan bahwa alpukat itu telah terbuka seminggu yang lalu.

"Semuanya baik-baik saja untuk sarapan hari ini. Kebetulan, daun selada juga membuat roti roti tetap segar," lanjutnya lagi.

Penemuannya itu menjadi kejutan yang menyenangkan bagi beberapa orang yang mencari solusi di Facebook.

"Wow, ini benar-benar luar biasa," komentar salah seorang wanita.

"Ya Tuhan, siapa yang akan tahu ini? Saya harus mencobanya," kata yang lain.

Sementara wadah plastik hanya berfungsi selama beberapa hari untuk menjaga alpukat tetap segar, daun selada justru menawarkan solusi yang lebih baik dengan menjaga buah tetap segar selama seminggu.

Postingan tentang penemuannya itu telah like lebih dari 6.400 kali di Facebook, dan menjadi viral di kalangan penyuka alpukat yang dihancurkan.

Terpopuler Sepekan: China Ajukan Paten Obat Anti Virus Corona

Peneliti di China tengah mengajukan paten untuk obat anti virus corona hasil dari eksperimen. Obat ini dikembangkan oleh Institut Virologi Wuhan yang berada di pusat kota China dan sudah diajukan sejak 21 Januari 2020 lalu.
Para peneliti memanfaatkan obat remdesivir yang dulunya pernah digunakan untuk melawan wabah virus ebola. Mereka menemukan remdisivir efektif dalam melawan virus corona saat dikombinasikan dengan obat malaria chloroquine.

Remdesivir pertama kali dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Amerika Serikat, Gilead Sciences, pada tahun 2013-2016 untuk memerangi ebola. Tapi, dalam pengembangannya ternyata obat ini mampu melawan virus lain.

Sebelumnya pada tahun 2016, Gilead sudah pernah mengajukan paten untuk obat virus corona, tapi tidak menyebut remdisivir. Hingga pada 2017, perusahaan melaporkan hasil studi dalam jurnal Science Translational Medicine menyebut obat dengan kode GS-5734.

Sonia Choi, Juru bicara Gilead mengaku telah mengetahui langkah yang dilakukan peneliti China dan pihaknya akan mengkaji lagi tentang senyawa terkait dan yang disebut dalam paten.

"Kami masih belum bisa berkomentar tentang pendaftaran paten ini karena ada keterlambatan 18 bulan sebelum pengajuan dipublikasikan," kata Sonia pada South China Morning Post (SCMP).

Institut Virologi Wuhan mengaku telah mengikuti kebijakan internasional dan mengajukan paten "dari perspektif kepentingan nasional".
https://nonton08.com/filosofi-kopi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar