Selasa, 01 Desember 2020

Tren Kasus COVID-19 Naik, RSD Wisma Atlet Masih Sanggup Tampung Pasien?

 Dalam sepekan terakhir, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup drastis. Salah satu penyumbang kasus terbanyak berasal dari DKI Jakarta.

Dikhawatirkan, ini bisa berdampak pada tingkat keterisian pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Jakarta. Lantas apakah RSD Wisma Atlet masih sanggup dalam menampung pasien?


Terkait hal ini, Kepala Sekretariat RSD Wisma Atlet, Kolonel Laut (K) dr RM Tjahja Nurrobi, SpOT, M Kes, mengatakan, sebagai langkah antisipasi, tower 4 yang sebelumnya digunakan untuk flat isolasi mandiri dialihfungsikan menjadi tower untuk perawatan pasien COVID-19 bergejala.


"Tiga hari lalu dari koordinator RS Wisma Atlet, yaitu Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono, SpS, MARS, MH, memerintahkan kepada jajaran RS wisma atlet untuk mengalihfungsikan salah satu tower yang biasanya dipakai untuk isolasi mandiri, yaitu tower 4 untuk dipakai sebagai tower perawatan," kata dr Tjahja dalam konferensi pers di kanal Youtube BNPB, Senin (30/11/2020).


"Sehingga saat ini kita menyiapkan 3 tower untuk perawatan, yaitu tower 4, 6, dan 7, sedangkan tower 5 tetap digunakan untuk isolasi mandiri," tambahnya.


Sementara itu, untuk ketirisan pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet, dr Tjahja mengatakan, saat ini tower 5, yang merupakan flat isolasi mandiri, sudah terisi sampai 80 persen.


"Untuk yang isolasi mandiri saat ini kurang lebih sudah mencapai 80 persen, sedangkan tower 4, 6, dan 7 ini sudah mencapai 50 sekian persen," jelasnya.


Mengingat adanya peningkatan kasus COVID-19 secara drastis dalam sepekan terakhir, dr Tjahja pun berharap agar tren kasus bisa menurun agar kapasitas RSD Wisma Atlet tak penuh.


"Mudah-mudahan kita berdoa trennya itu tidak bertambah tinggi, tetapi bisa melandai, Karena dengan tren seperti ini kita takutkan akan timbul semacam luapan. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu dan kita tetap siap siagakan," harapnya.

https://movieon28.com/movies/guardian/


Kasus COVID-19 Terus Cetak Rekor, IDI Khawatir Makin Banyak Nakes Gugur


Kasus harian COVID-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir terus mencetak rekor tertinggi. Penambahan kasus baru tertinggi terjadi pada hari Minggu (29/11/2020), dengan 6.267 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng Mohammad Faqih, menyebut ini terjadi karena masyarakat yang masih tidak disiplin terhadap protokol kesehatan. Ia berharap semua pihak dapat berkomitmen terhadap protokol kesehatan, terutama para pemimpin dan tokoh masyarakat.


"Ayolah komitmen bareng-bareng terutama pimpinan-pimpinan masyarakat. Karena pimpinan masyarakat ini ditiru dan didengarkan oleh anggota masyarakatnya," kata dr Daeng dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Senin (30/1/2020).


"Kasih contoh komitmen melakukan protokol kesehatan 3M, jangan sampai lengah. Kalau lengah tidak melakukan 3M, pimpinan masyarakat tidak memberi contoh, tidak mengkampanyekan, tidak mengarahkan anggota masyarakatnya, kita khawatir ke depan akan semakin tinggi," lanjutnya.


dr Daeng menyebut dalam wabah COVID-19 hal yang paling jadi perhatian adalah kecepatan penambahan kasus atau mudahnya terjadi penularan. Meski angka kesembuhannya tinggi, bila kasus bertambah dengan cepat dalam waktu yang singkat maka sistem kesehatan terancam kolaps. Dikhawatirkan semakin banyak tenaga kesehatan (nakes) yang gugur.


"Dokter saja dengan meningkatnya angka yang tinggi ini dilaporkan banyak yang gugur. Sekarang sampai 180 dokter yang gugur," pungkas dr Daeng.

https://movieon28.com/movies/ip-man-4-the-finale/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar