Minggu, 05 Juli 2020

Ini yang Harus Diperhatikan untuk Produksi Obat Herbal

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menggelar seminar herbal ke-46 di Universtias Swadaya Gunung Jati (Unswagati), Cirebon. Seminar ini membahas mengenai pemanfaatan tanaman herbal untuk menggali potensinya bagi kesehatan.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI, Dra. Rr. Mayagustina Andarini mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memproduksi obat herbal.

"Dalam pengawasan obat tradisional, para produsen harus memiliki 11 aspek dalam pembuatan obat tradisional, di antaranya kebersihan pada saat produksi dan perlengkapan produksi yang layak," ujar Dr Mayagustina di Unswagati, Cirebon, Sabtu (29/2/2020).

Menurut Dr Mayagustina untuk aspek pembuatan obat herbal ini prosesnya dari hulu ke hilir bisa melibatkan berbagai pihak termasuk Kementerian Pertanian, dalam proses pembibitannya. Hal ini dimaksudkan untuk menggali kualitas obat herbal tersebut.

"Pembuatan obat herbal itu dari hulu ke hilir kita tidak bisa sendiri sendiri, artinya Kementerian Pertanian juga harus dimulai pembibitannya harus bagus, kemudian cara budi daya nya juga, dan kultivasi panennya itu harus step step yang bagus sesuatu standar," terang dia.

"Kemudian ada simplycia-nya sampai jadi produk perdagangan pun kita harus perhatikan, semua bisa dilihat di JDIH BPOM, itu ada produk regulasi, kemudian ada standar mutu disitu ada semua," imbuhnya.

Ia menambahkan dalam hal ini Sido Muncul telah memenuhi semua aspek yang diharuskan dari hulu ke hilir, termasuk tempat produksi, gudang, serta pengemasan tidak berada dalam satu ruangan.Namun, aspek yang sudah terpenuhi harus dipertahankan dalam memproduksi obat herbal atau tradisional ini.

Sementara itu, Direktur Sidomuncul Irwan Hidayat mengatakan seminar ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong wawasan akademisi maupun mahasiswa di dunia kedokteran untuk terus melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah, sehingga Indonesia bisa sehat dan tidak bergantung pada obat modern.

"Melalui seminar herbal seperti ini kami berharap akademisi kedokteran terdorong untuk terus melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah. Tidak hanya bergantung kepada obat modern yang berbasis kimia," terang Irwan.

Irwan juga menuturkan pihaknya senantiasa terbuka untuk membagi wawasan mengenai industri jamu yang telah memanfaatkan tanaman herbal untuk kesehatan, agar bisa para akademisi juga terdorong untuk mengembangkan hal serupa.

"Selain itu kami juga ingin dunia kedokteran mendapat wawasan mengenai industri jamu, penelitian yang kami lakukan untuk mengembangkan produk, dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan," jelas Irwan.

Diketahui, seminar yang dilakukan Sido Muncul sudah diselengarakan sejak 2007, dan sudah diadakan pada 34 kota besar, di antaranya Jakarta, Palembang, Solo, Makasar, Surabaya, Bali dan lainnya. Bahkan seminar juga pernah juga dilakukan lebih dari satu kali di beberapa kota tersebut.
https://nonton08.com/zero-no-tsukaima-s2-episode-11/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar