Jumat, 21 Agustus 2020

10 Negara Asia dengan Kasus Sembuh Corona Tertinggi Per 20 Agustus

 Total hingga hari ini Kamis (20/8/2020), angka kasus Corona di seluruh dunia telah melampaui 22 juta kasus. Dari jumlah tersebut, kasus sembuh ada lebih dari 15 juta jiwa dan kematian lebih dari 790 ribu.
Beberapa negara Asia termasuk yang paling terdampak pandemi Corona. Beberapa di antaranya melaporkan kasus sembuh tertinggi. Salah satunya, Indonesia, masuk dalam daftar 10 negara Asia dengan kasus sembuh Corona tertinggi.

Berikut daftar 10 negara Asia dengan kasus Sembuh Corona tertinggi, dikutip dari Worldometers Kamis (20//8/2020).

1. India
Positif: 2.837.749
Meninggal: 54.004
Sembuh: 2.097.331

2. Iran
Positif: 350.279
Meninggal: 20.125
Sembuh: 302.528

3. Arab Saudi
Positif: 302.686
Meninggal: 3.506
Sembuh: 274.091

4. Pakistan
Positif: 290.958
Meninggal: 6.209
Sembuh: 272.804

5. Turki
Positif: 253.108
Meninggal: 6.039
Sembuh: 233.915

6. Bangladesh
Positif: 285.091
Meninggal: 3.781
Sembuh: 165.738

7. Irak
Positif: 188.802
Meninggal: 6.121
Sembuh: 134.369

8. Filipina
Positif: 173.774
Meninggal: 2.795
Sembuh: 113.481

9. Qatar
Positif: 115.956
Meninggal: 193
Sembuh: 112.658

10. Indonesia
Positif: 144.945
Meninggal: 6.346
Sembuh: 98.657

Malaysia Berencana Gratiskan Vaksin Corona untuk Semua Warganya

Pemerintah Malaysia tengah mempertimbangkan vaksin virus Corona COVID-19 gratis untuk semua warga. Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia akan merekomendasikan kabinet untuk mempertimbangkan hal tersebut.
Dikutip dari laman Channel News Asia, wacana untuk menggratiskan vaksin virus Corona itu diungkapkan oleh menteri Khairy Jamaluddin pada Rabu (19/8/2020).

"Kabinet belum memutuskan, tapi, rekomendasi saya adalah vaksin virus Corona COVID-19 itu harus diberikan kepada semua warga Malaysia secara gratis," ujar Khairy dalam konferensi pers.

Khairy mengatakan, saat ini Malaysia tengah dalam pembicaraan dengan China terkait vaksin. Pembicaraan membahas potensi nota kesepahaman untuk memastikan akses vaksin COVID-19 saat sudah terbukti aman digunakan.

Khairy menambahkan, selain China, Malaysia juga sedang mencari produsen vaksin lainnya.

"Divisi Regulator Farmasi Nasional di bawah Kementerian Kesehatan meminta data dari uji klinis untuk dibagikan sebelum pembelian dapat disetujui," kata Khairy.

"Data itu akan memberi tahu kita apakah vaksin itu aman dan efektif," tambahnya.

Khairy mengatakan kementeriannya telah ditugaskan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk bernegosiasi langsung dengan produsen vaksin sehingga Malaysia dapat membelinya dengan harga terbaik.

Selain itu, Khairy juga menyatakan keprihatinannya atas pemerataan akses vaksin, terutama untuk negara berkembang seperti Malaysia. Dia mengatakan perusahaan farmasi besar cenderung mengunci penjualan untuk negara besar.

"Kami tidak suka melihat negara melakukan pembelian di muka dengan perusahaan farmasi, memonopoli pembelian vaksin Corona. Itu terjadi saat ini," pungkasnya.

Kenapa Ada Pasien Corona yang Minim Gejala? Ini 4 Kemungkinannya

 Sebagian orang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 bisa memiliki gejala penyakit yang minim atau bahkan tidak bergejala sama sekali (orang tanpa gejala/OTG). Hal ini yang disebut-sebut membuat sulit pengendalian wabah karena orang-orang seringkali tidak sadar dirinya positif lalu kemudian menginfeksi orang lain.
Sebenarnya apa sih yang menentukan kenapa ada orang yang minim gejala, sementara lainnya sesak napas, kehilangan fungsi indra, bahkan sampai meninggal dunia?

Menurut studi ada beberapa faktor yang bisa jadi penentu. Setidaknya ada 4 studi yang berusaha menjelaskan fenomena ini. Berikut penjelasannya:

1. Respons imun yang cepat
Sejak awal kemunculan wabah Corona, dugaan pertama para ahli kenapa ada OTG adalah karena mereka memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang bagus. Ini dilihat dari statistik yang menunjukkan rata-rata pasien dengan gejala parah berusia tua dan atau memiliki kondisi penyakit penyerta.

Studi yang dipublikasi di jurnal Cell memperkuat dugaan tersebut. Temuan dari tim peneliti Karolinska Institutet, Swedia, menemukan rata-rata orang yang minim gejala memiliki sistem imun bernama sel T yang bereaksi cepat terhadap infeksi virus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar