Pemerintah Malaysia tengah mempertimbangkan vaksin virus Corona COVID-19 gratis untuk semua warga. Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia akan merekomendasikan kabinet untuk mempertimbangkan hal tersebut.
Dikutip dari laman Channel News Asia, wacana untuk menggratiskan vaksin virus Corona itu diungkapkan oleh menteri Khairy Jamaluddin pada Rabu (19/8/2020).
"Kabinet belum memutuskan, tapi, rekomendasi saya adalah vaksin virus Corona COVID-19 itu harus diberikan kepada semua warga Malaysia secara gratis," ujar Khairy dalam konferensi pers.
Khairy mengatakan, saat ini Malaysia tengah dalam pembicaraan dengan China terkait vaksin. Pembicaraan membahas potensi nota kesepahaman untuk memastikan akses vaksin COVID-19 saat sudah terbukti aman digunakan.
Khairy menambahkan, selain China, Malaysia juga sedang mencari produsen vaksin lainnya.
"Divisi Regulator Farmasi Nasional di bawah Kementerian Kesehatan meminta data dari uji klinis untuk dibagikan sebelum pembelian dapat disetujui," kata Khairy.
"Data itu akan memberi tahu kita apakah vaksin itu aman dan efektif," tambahnya.
Khairy mengatakan kementeriannya telah ditugaskan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk bernegosiasi langsung dengan produsen vaksin sehingga Malaysia dapat membelinya dengan harga terbaik.
Selain itu, Khairy juga menyatakan keprihatinannya atas pemerataan akses vaksin, terutama untuk negara berkembang seperti Malaysia. Dia mengatakan perusahaan farmasi besar cenderung mengunci penjualan untuk negara besar.
"Kami tidak suka melihat negara melakukan pembelian di muka dengan perusahaan farmasi, memonopoli pembelian vaksin Corona. Itu terjadi saat ini," pungkasnya.
Kenapa Ada Pasien Corona yang Minim Gejala? Ini 4 Kemungkinannya
Sebagian orang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 bisa memiliki gejala penyakit yang minim atau bahkan tidak bergejala sama sekali (orang tanpa gejala/OTG). Hal ini yang disebut-sebut membuat sulit pengendalian wabah karena orang-orang seringkali tidak sadar dirinya positif lalu kemudian menginfeksi orang lain.
Sebenarnya apa sih yang menentukan kenapa ada orang yang minim gejala, sementara lainnya sesak napas, kehilangan fungsi indra, bahkan sampai meninggal dunia?
Menurut studi ada beberapa faktor yang bisa jadi penentu. Setidaknya ada 4 studi yang berusaha menjelaskan fenomena ini. Berikut penjelasannya:
1. Respons imun yang cepat
Sejak awal kemunculan wabah Corona, dugaan pertama para ahli kenapa ada OTG adalah karena mereka memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang bagus. Ini dilihat dari statistik yang menunjukkan rata-rata pasien dengan gejala parah berusia tua dan atau memiliki kondisi penyakit penyerta.
Studi yang dipublikasi di jurnal Cell memperkuat dugaan tersebut. Temuan dari tim peneliti Karolinska Institutet, Swedia, menemukan rata-rata orang yang minim gejala memiliki sistem imun bernama sel T yang bereaksi cepat terhadap infeksi virus.
2. Imunitas silang
Beberapa studi menemukan ada populasi orang-orang di dunia yang sudah memiliki imunitas terhadap COVID-19 bahkan sebelum pandemi. Hal ini diduga karena mereka pernah terinfeksi oleh virus lain yang kemudian memicu respons sitem imun tersebut.
Sebagai contoh, peneliti di Singapura menemukan orang-orang mantan pasien SARS memiliki sel T yang juga bereaksi terhadap COVID-19.
3. Genetik
Studi awal menemukan bukti-bukti kemungkinan peran faktor genetik terhadap keparahan infeksi COVID-19. Studi yang dipublikasi di jurnal JAMA meneliti mengapa ada orang dewasa muda tanpa penyakit penyerta yang akhirnya mengalami gejala parah.
4. Jumlah virus
Kemungkinan lainnya yang juga bisa menjelaskan kenapa bisa ada OTG adalah tingkat atau jumlah virus yang menginfeksi. Bisa jadi saat seseorang terinfeksi, jumlah virus yang masuk ke tubuhnya tidak banyak sehingga gejala yang ditimbulkan juga jadi minim.
https://kamumovie28.com/little-mom-2-uncle-girls-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar