Lucinta Luna yang kini diamankan polisi terkait penggunaan narkoba dikabarkan sebelumnya menjalani operasi kelamin. Ia disebut menjalani operasi ganti kelamin di Thailand.
Meski sudah banyak yang yakin ia melakukan operasi ganti kelamin. Namun Lucinta Luna selalu menepis anggapan tersebut. Apa saja sih fakta terkait operasi kelamin?
Berikut fakta operasi kelamin dirangkum detikcom dari beberapa sumber:
1. Masalah kejiwaan
Operasi transgender memiliki risiko seperti masalah kejiwaan dan psikologis. Selain itu, penambahan hormon bagi para transgender, seperti penambahan hormon estrogen pada wanita transgender juga disebut memicu risiko penyakit kanker.
2. Biaya mahal
Biaya yang dikeluarkan untuk operasi kelamin tidak tanggung-tanggung,kabarnya mencapai ratusan juta untuk mengubah jenis kelamin seseorang.
3. Sakit pasca operasi
Pasca operasi bisa menimbulkan efek samping yang menimbulkan rasa sakit selama berbulan-bulan, bahkan menahun.
4. Tidak bisa dikembalikan lagi
Sekalinya kamu melakukan operasi kelamin, kamu tidak bisa mengembalikannya lagi seperti semula. Sesuai atau tidak sesuai, kamu harus bisa menerima hasilnya.
5. Mengalami hematoma
Orang yang melakukan ganti kelamin, baik wanita maupun pria kemungkinan bisa mengalami komplikasi yang disebut hematoma, yaitu kumpulan darah tidak normal yang tumbuh di luar pembuluh darah. Kumpulan darah ini dapat memicu pembengkakan dan bisa terjadi di semua bagian tubuh.
6. Kematian jaringan pada alat kelamin
Risiko ini bisa terjadi baik laki-laki yang ingin jadi perempuan maupun perempuan yang ingin jadi laki-laki. Karena terlalu banyak tahapan yang harus dilewati saat transgender.
Peneliti Harvard ke Menkes Terawan: Saya Tak Bermaksud Menghina
Sempat heboh soal studi yang dilakukan peneliti Harvard University yang memprediksi seharusnya Indonesia sudah memiliki kasus virus corona (COVID-19). Hal ini didasari oleh model yang menghitung volume penerbangan dari dan ke Wuhan.
Ketika Indonesia hingga saat ini tidak melaporkan ada kasus, peneliti menduga kemungkinan ada yang tidak terdeteksi.
Menteri KesehatanTerawan Agus Putranto berkomentar menyebut studi sebagai penghinaan. Ia mempersilahkan peneliti di Harvard langsung datang untuk membuktikan kemampuan pengawasan Indonesia.
"Itu namanya menghina itu. Wong peralatan kita, makanya kemarin di-fix-kan dengan duta besar Amerika. Kita menggunakan dari Amerika. Kitnya, kit boleh gunakan dari mana aja, tapi kita gunakan dari Amerika," ujar Terawan di Istana Kepresidenan Bogor beberapa waktu lalu.
Profesor Marc Lipsitch selaku pemimpin studi menjawab tuduhan tersebut mengaku tidak bermaksud menghina Indonesia. Hal ini terungkap dalam video yang direkam oleh Youtuber Nadhira Afifa.
"Tujuan dari studi kami adalah untuk melihat apakah kasus yang sudah terdeteksi benar-benar mewakilkan kondisi sebenarnya," kata Profesor Marc seperti dikutip dari kanal youtube Nadhira Afifa, Kamis (13/2/2020).
Marc juga menyebut ketika memulai studinya tidak ada niatan mengkhususkan negara tertentu. Perhitungan dilakukan pada semua negara sebagai langkah untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kami memperhatikan semua negara dan tujuan kami bukan untuk menilai kualitas suatu negara atau kemampuan pengawasannya. Hanya ingin bilang 'dalam contoh ini, situasi ini, seharusnya sudah ada kasus yang terdeteksi,'" lanjut kata Marc.
"Saya terbuka dan dengan senang hati berusaha membantu. Tentunya saya tidak bermaksud menyerang negara mana pun," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/delusion/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar