Kamis, 13 Agustus 2020

Benarkah Flu Biasa Lebih Mematikan dari Virus Corona COVID-19?

 Virus corona baru COVID-19 dilaporkan sudah memakan korban lebih dari 1.000 orang. Di sisi lain, flu atau influenza juga menjadi perhatian karena angka kematiannya tidak kalah tinggi.
Diperkirakan flu menyerang sekitar 19 juta orang, 180.000 dirawat di rumah sakit, 10.000 di antaranya meninggal dunia, tiap tahun. Demikian data dari Centers for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat.

Prof David H Muljono, dr, SpPD, FINASIM, PhD, peneliti senior LBM Eijkman, menjelaskan perbandingan tingkat bahaya antara virus corona jenis baru yaitu COVID-19 dengan flu biasa.

"Kalau soal bahayanya, itu tergantung pada berapa jumlah inokulasi (masuknya virus). Lalu sempat nggak dia kena, berkembangnya bagaimana cepatnya," katanya saat ditemui di Auditorium Sitoplasma, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2020).

Menurutnya, seberapa bahaya virus yang menyebar dihadapkan pada pencegahan yang dilakukan masing-masing orang. Jika kita cenderung menjauhi virus dengan melakukan proteksi diri yang cukup, maka penyebarannya pun tidak akan semakin meluas.

Diberitakan sebelumnya, menurut CDC gejala-gejala flu yang umum adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit otot, sakit kepala, pilek atau hidung tersumbat, kelelahan dan bahkan hingga muntah atau diare, gejala flu sering muncul tiba-tiba. Kebanyakan orang yang terkena flu akan sembuh dalam waktu kurang dari dua minggu, tapi pada beberapa orang, flu juga bisa menyebabkan komplikasi, termasuk pneumonia.

Sedangkan virus corona memiliki gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Namun menurut World Health Organization (WHO), kedua virus ini memiliki gejala yang hampir sama. Hal ini membuat sulit untuk membedakan kedua virus tersebut hanya berdasarkan gejalanya saja.

Antisipasi Rabies dan Antraks, Hewan Ternak dan Peliharaan Brebes Divaksin

 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melakukan vaksin massal terhadap hewan peliharaan dan hewan ternak, Rabu (12/2/2020). Vaksinasi ini untuk mencegah penularan penyakit tertentu yang bisa menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Dua jenis hewan yang diperiksa kesehatannya dan divaksinasi masing masing jenis binatang peliharaan dan ternak. Binatang ini diperiksa untuk memastikan ada tidaknya penyakit rabies dan antraks.

Sasaran kegiatan ini adalah konumitas hewan kesayangan dan para peternak. Jenis hewan peliharaan atau kesayangan yang diperiksa dan divaksin pada kegiatan ini adalah kucing, anjing, tupai, kera dan ular. Sementara untuk jenis hewan ternak antara lain kambing, domba, dan kuda.

Khasanah (46) warga Desa Klampok, pemilik kucing hias mengaku sengaja membawa peliharaannya untuk diperiksa kesehatannya. Selain diperiksa rabies, kucing Khasanah juga diberi vitamin agar tidak mudah sakit.

"Sering sakit karena musim hujan. Sekalian memeriksakan ada tidaknya gejala rabies," ujar Khasanah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, drh Ismu Subroto mengatakan, vaksinasi rabies dan pemeriksaan antraks di wilayah Brebes, mendesak dilakukan karena Brebes merupakan wilayah perbatasan.

Vaksinasi Rabies ini kata Ismu sebagai pencegahan penularan virus Rabies dari Jawa Barat. Provinsi ini merupakan daerah yang diwaspadai karena bisa merambah ke daerah Jawa Tengah yang merupakan daerah bebas rabies.

Demikian pula adanya kasus terduga Anthrax pada manusia di Wonosari Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ismu menerangkan, diperlukan upaya antisipasi dan kewaspadaan dini terhadap ancaman pemasukan, penularan dan penyebaran penyakit Anthrax di Provinsi Jawa Tengah.

Sebagai wilayah perbatasan, Brebes sangat rawan tertular penyakit karena merupakan lintasan lalu lintas ternak dari berbagai daerah termasuk wilayah endemis.

"Brebes saat ini bebas antraks dan rabies. Tapi di Jawa Barat ditemukan kasus rabies dan antraks. Kami khawatir akan masuk ke wilayah kami. Sebagai wilayah perbatasan Brebes juga sangat riskan tertular karena daerah lintasan lalu lintas ternak," terang Ismu Subroto.

Di samping pemberian vaksin, binatang binatang ini diberikan suntikan vitamin. Tujuannya agar kebal terhadap penyakit hewan, terutama saat musim hujan seperti sekarang ini.

Pemilihan lokasi vaksinasi di Kecamatan Wanasari karena daerah ini merupakan kecamatan yang padat ternak. Pada tahun 2019, tercatat populasi ternak sapi 127 ekor, kerbau 9 ekor, kuda 29 ekor, kambing 1817 ekor, domba 14.932 ekor, ayam 494.610 ekor, itik 23.178 ekor dan untuk hewan kesayangan (anjing dan kucing) 322 ekor.
https://cinemamovie28.com/sniper-special-ops/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar