Sabtu, 22 Agustus 2020

Daftar Sayuran yang Lebih Sehat Dimakan Mentah dan yang Harus Dimasak

 American Institute of Cancer Research (AICR) mengulas sebuah penelitian yang mengatakan, perempuan yang mengonsumsi 5,5 porsi sajian buah dan sayur setiap hari memiliki risiko 11 persen lebih rendah terkena kanker payudara daripada mereka yang mengonsumsi 2,5 porsi sajian sayur dan buah.
Porsi sajian didasarkan pada secangkir sayur dedaunan mentah, 1,5 cangkir sayur matang, atau 1,5 cangkir potongan buah/buah yang diolah.

Mengurangi konsumsi daging merah dan makanan cepat saji juga menjadi salah satu cara menghindari resiko kanker. Tak heran, diet mediterania menjadi salah satu sarana terbaik mengurangi resiko kanker dengan cara mengonsumsi sayuran mentah.

Mengonsumsi sayuran dalam kondisi mentah atau matang sama saja manfaatnya untuk menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Namun, ada baiknya mengetahui sayuran apa saja yang baik dikonsumsi saat mentah dan matang. Berikut jenis sayuran yang baik dikonsumsi mentah dan matang.

Beberapa sayuran yang lebih baik dimakan mentah adalah:

1. Brokoli
Panas dapat mengurangi kandungan sulforaphane dalam brokoli. Padahal, senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

2. Kol
Pemasakan dapat menghancurkan enzim myrosinase, yang juga dapat mencegah kanker.

3. Bawang putih
Juga mengandung senyawa sulfur (yaitu allicin) yang dapat mencegah pertumbuhan kanker. Senyawa allicin ini rentan terhadap panas.

4. Bawang bombay
Mengonsumsi bawang bombai mentah dapat membantu Anda dalam mencegah penyakit jantung karena kandungan antiplateletnya. Suhu panas dapat mengurangi kandungan ini.

Beberapa sayuran yang lebih baik dimasak terlebih dahulu:

1. Tomat
Memasak tomat dapat meningkatkan kandungan likopen, di mana likopen ini berhubungan dengan penurunan risiko kanker dan serangan jantung.

2. Wortel
Memasak dapat meningkatkan betakaroten yang dikandungnya.

3. Bayam
Nutrisi dalam bayam seperti zat besi, magnesium, kalsium, dan zinc lebih mudah diserap tubuh saat bayam dimasak.

4. Asparagus
Asam ferulat, folat, vitamin A, C, dan E, lebih mudah diserap tubuh jika asparagus dimasak.

5. Kentang
Pengganti nasi, memasaknya bisa memudahkan kentang dimakan dan dicerna tubuh.

6. Jamur
Memasak bisa menurunkan kadar agaritine (zat berbahaya dalam jamur) dan ergothioneine (antioksidan dalam jamur yang kuat).

Saat Virus Corona 'Diadu' Netizen dengan Kerokan Plus Teh Anget

Di tengah rasa syukur karena virus corona Wuhan (2019-nCoV) belum masuk Indonesia, banyak orang bertanya-tanya kenapa virus ini 'ogah' datang ke Indonesia. Netizen selalu punya jawaban untuk semua pertanyaan, kali ini kerokan dan teh anget paling banyak disebut.
"orang indonesia kalo meriang dikerokin sama diurut besoknya sembuh.. si corona phobia kerokan kayanya," tulis akun @Teteh*** di Twitter.

Dalam keseharian, kerokan memang banyak jadi andalan ketika sedang tidak enak badan, entah karena masuk angin, flu, atau bahkan gejala awal sakit jantung. Kadang dikombinasikan dengan minuman hangat.

"Disini kalo ada yg demam dan flu cukup pake teh panas dan kerokan. Kelar," tulis @ndimas***.

Kerokan banyak disebut sebagai 'penangkal' virus corona. Mungkin itu sebabnya tidak ada kasus positif di Indonesia.Kerokan banyak disebut sebagai 'penangkal' virus corona. Mungkin itu sebabnya tidak ada kasus positif di Indonesia. Foto: tangkapan layar
Kerokan sendiri sempat naik daun saat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyinggungnya terkait potensi wisata kebugaran. Di dalamnya juga tercakup jamu sebagai bagian dari pengobatan tradisional.

"Kalau yang lain menjual seperti bekam dan sebagainya, kita jual kerokan. Jangan sepelekan kerokan kalau 100 kamar dan hanya 20 menit berapa? Begitu keluar minumnya jamu, bisa berapa. Belum tambah pijet. Itu hal yang kadang tidak kita komunikasikan," kata Menkes Terawan saat itu.

Kerokan sendiri terbilang kontroversial karena meski tidak teruji secara medis, masyarakat Indonesia selama berabad-abad telah membuktikannya secara empiris untuk berbagai keluhan. Beberapa hal terkait kerokan juga mulai bisa dijelaskan secara ilmiah.

"Gerakan kerokan menimbulkan peradangan lokal yang memicu pelebaran pembuluh darah dan memicu keluarnya morfin alami dari dalam tubuh yang dinamakan endorfin. Endorfin ini lah yang menimbulkan relaksasi pada tubuh dan relaksasi otot," kata praktisi kesehatan dr Dewi Ema Anindia.
https://nonton08.com/curi-curi-kesempatan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar