Sabtu, 22 Agustus 2020

Kerokan dan Teh Anget, Kombinasi Penangkal 'Virus Corona' Versi Netizen

- Beragam reaksi terkait tidak adanya kasus positif virus corona Wuhan (2019-nCoV) di Indonesia hingga saat ini turut meramaikan media sosial. Kerokan dan teh anget banyak disebut sebagai 'penangkal' virus tersebut.
"orang indonesia kalo meriang dikerokin sama diurut besoknya sembuh.. si corona phobia kerokan kayanya," tulis akun @Teteh*** di Twitter.

Selain kerokan, terapi dengan teh hangat juga banyak disebut. Dalam keseharian, kombinasi keduanya memang banyak menjadi andalan ketika sedang tidak enak badan.

"Disini kalo ada yg demam dan flu cukup pake teh panas dan kerokan. Kelar," tulis @ndimas***.

Memangnya, sebegitu ampuhkah kerokan bisa menyembuhkan infeksi virus corona?

Tentu saja sulit dibuktikan, sementara di kalangan medis saja obat untuk virus ini belum ditemukan. Namun bahwa kerokan bisa membuat badan terasa lebih nyaman, praktisi kesehatan dr Dewi Ema Anindia mengatakan ada benarnya.

"Gerakan kerokan menimbulkan peradangan lokal yang memicu pelebaran pembuluh darah dan memicu keluarnya morfin alami dari dalam tubuh yang dinamakan endorfin. Endorfin ini lah yang menimbulkan relaksasi pada tubuh dan relaksasi otot," jelasnya dalam perbincangan dengan detikcom.

Ketua Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof dr Cissy B Kartasasmita, SpA(K), MSc, PhD, juga memiliki penjelasan soal efek kerokan. Menurutnya, efek rasa nyaman muncul karena pembuluh darah yang melebar.

"Jadi punggung yang sakit karena penimbunan asam laktat bisa diatasi dengan kerokan," kata Prof Cissy.

Jadi apakah virus corona susah masuk Indonesia karena warganya hobi kerokan? Yang tidak setuju boleh meninggalkan jejak di komentar.

Pelajari Perilaku Seks, Ilmuwan Ciptakan 'Sex Dolls' untuk Penyu Dewasa

Seorang ahli biologi menggunakan printer 3D untuk membuat satu set 'boneka seks' penyu betina untuk menggoda penyu jantan.
Percobaan ini menggunakan jenis penyu peta utara, yang telah terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh pemerintah Kanada. Spesies ini dikenal memiliki perbedaan ukuran antara jantan dan betina. Penyu peta utara betina biasanya memiliki berat hingga 6,5 pon, sedangkan penyu jantan berukuran lebih kecil dan biasanya tidak lebih dari 0,7 pon.

Gregory Bulte seorang profesor biologi di Universitas Carleton di Ottawa, Kanada, berfikir bagaimana perbedaan ukuran ini dapat mempengaruhi proses perkawinan penyu. Jika penyu jantan bertemu dengan beberapa penyu betina dengan perbedaan ukuran, maka ia harus memilih untuk melakukan perkawinan dengan penyu betina yang lebih besar.

Bulte dan timnya menggunakan printer 3D untuk membuat dua 'boneka seks' betina untuk menguji reaksi dari penyu jantan dalam masa perkawinan yang biasa terjadi saat musim dingin. Satu boneka sedikit lebih kecil dari rata-rata ukuran penyu betina, dan yang lainnya memiliki ukuran yang hampir sama dengan penyu betina terbesar yang pernah tercatat.

Penyu biasanya akan melakukan perkawinan sekali pada awal musim dingin dan sekali lagi pada akhir musim dingin. Tim menaruh dua boneka penyu seks di dekat daerah biasanya mereka melakukan proses perkawinan dan memasang kamera bawah air untuk memantau semua aktivitas yang mereka lakukan.

Selama sembilan hari tim ahli menempatkan boneka ke dalam air di pagi hari dan kemudian mengambilnya kembali di malam hari untuk melihat hasil rekaman hari itu. Pada hari kesembilan, terlihat jelas bahwa penyu jantan lebih tertarik pada boneka seks betina yang berukuran lebih besar.

Mereka lebih sering menghampiri boneka seks betina yang berukuran lebih besar dari boneka seks berukuran kecil dan lebih banyak percobaan yang dilakukan untuk melakukan perkawinan dengan boneka seks yang berukuran lebih besar.
https://nonton08.com/a-very-pretty-mom-friend-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar