Jumat, 14 Agustus 2020

Kluster Corona Hagia Sophia dan Rawannya Penularan di Tempat Ibadah

 Kenaikan kasus Corona COVID-19 di Turki disebut-sebut salah satunya datang dari Hagia Sophia. Tempat bersejarah ini sempat membuat heboh setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengubah fungsinya dari jadi mesjid pada bulan Juli lalu.
Arab News melaporkan setidaknya ada sekitar 500 orang, mulai dari anggota parlemen hingga jurnalis, terinfeksi COVID-19 usai salat berjamaah di Hagia Sophia. Dilaporkan sudah ada lebih dari 350 ribu orang yang mengunjungi mesjid Hagia Sophia sejak pertama kali dibuka.

"Sayang, saat pembukaan Mesjid Hagia Sophia ribuan warga berkumpul tanpa memperhatikan protokol jaga jarak dan memakai masker. Berbagai kota dari Anatolia mengadakan tur untuk pembukaan ini, tanpa ada yang tahu apakah orang-orang ini mendapatkan izin resmi bepergian dari Kementerian Kesehatan, atau menjaga jarak selama transit," ungkap anggota parlemen dari partai oposisi, Murat Emir, seperti dikutip dari Arab News.

Tempat ibadah memang disebut-sebut sebagai salah satu area rawan terjadinya penularan. Ini karena orang ramai-ramai menghabiskan waktu di dalam ruangan selama periode waktu tertentu. Protokol kesehatan di situasi tersebut sulit untuk benar-benar diterapkan.

Contoh kasus tempat ibadah yang menjadi kluster penyebaran Corona fenomenal ada Korea Selatan. Di awal pandemi, Korea Selatan mulai menghadapi gelombang pertama Corona dari kasus jemaah Gereja Shincheonji di kota Daegu.

Di India, Kuil Venkateswara dilaporkan CNA terpaksa ditutup karena 743 karyawannya positif terinfeksi Corona per tanggal 10 Agustus.

Sehabis Bercinta Rasanya Nagih? Ini yang Sebenarnya Terjadi di Otak

- Bercinta merupakan aktivitas fisik yang cukup menguras energi, tetapi setelah itu merasa puas dan senang. Ada kalanya Anda ingin melakukannya kembali.
Aktivitas bercinta memberikan manfaat bagi kesehatan serta psikologis. Namun, pernahkah Anda berpikir apa yang terjadi pada otak setelah melakukan sesi bercinta?

Psikolog Dr Sal Raichbach mengatakan bahwa saat melakukan sesi bercinta, otak secara otomatis melepaskan oksitosin atau "love hormone". Hormon ini berhubungan dengan keintiman dan kepercayaan sehingga setelah bercinta dengan pasangan, Anda terus memikirkan dan ingin mengulangi meskipun sesi tersebut hanya sebentar.

Dikutip dari Sheknows, bercinta bisa memperkuat ikatan karena adanya chemistry bawaan dari pasangan. Oleh karena itu, bercinta dengan pasangan membuat Anda merasa lebih nyaman dan dekat.

"Sebagai makhluk sosial, kita dirancang untuk terikat melalui berbagai kegiatan, tetapi seks sering menciptakan perasaan bahwa kita harus menjalin hubungan dengan orang tersebut, karena sebagian masyarakat telah menetapkan itu sebagai norma umum, bagian dari 'social sexual script' kita," jelas Brim.

Oksitosin tidak hanya didapatkan dari bercinta. Brim mengatakan untuk melepaskan oksitosin dan memunculkan ikatan yang sama dapat dilakukan dari aktivitas lain, yaitu saling memandang dan berbagi cerita pribadi.

Keintiman merupakan kunci bekerjanya oksitosin, Brim menjelaskan bahwa korban pelecehan seksual tidak akan memiliki perasaan terikat pada pelaku kekerasan dan tidak akan merasakan ingin melakukan bercinta dengan pelaku tersebut. Begitu juga dengan pernikahan yang tidak bahagia, mereka tidak akan merasakan keintiman karena tidak ada ikatan chemistry.
https://indomovie28.net/erotic-diary-of-an-office-lady-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar