Virus Corona COVID-19 mempengaruhi orang dengan cara yang berbeda. Kebanyakan mereka yang terinfeksi akan mengembangkan gejala ringan hingga sedang bahkan tanpa gejala yang akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Meski demikian ini bukan berarti COVID-19 bisa dianggap remeh sebab beberapa orang rentan mengalami kondisi yang lebih parah saat terinfeksi, khususnya mereka yang memiliki penyakit penyerta atau lansia.
Selain demam dan batuk sebagai gejala umum terinfeksi COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjabarkan beberapa gejala COVID-19 yang harus diwaspadai, di antaranya:
- Kehilangan indra penciuman
- Sakit tenggorokan
- Konjungtivis (mata merah)
- Sakit kepala
- Ruam pada kulit
- Peribahan warna pada jari tangan atau kaki
Adapun kondisi serius dari infeksi Corona bisa menyebabkan:
- Kesulitan bernapas
- Nyeri dada atau rasa tertekan di dada
- Tidak bisa bergerak atau berbicara
"Cari pertolongan medis segera jika Anda mengalami gejala serius. Selalu hubungi fasilitas kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan," tulis WHO dalam situs resminya dan dilihat pada Senin (10/8/2020).
Rata-rata dibutuhkan waktu 5-6 hari sejak seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun dapat memakan waktu hingga 14 hari. Untuk mencegah infeksi dan memperlambat penularan COVID-19, lakukan hal berikut:
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer
- Jaga jarak setidaknya 1 meter
- Hindari menyentuh wajah dengan tangan
- Tutup mulut saat batuk atau bersin
- Tetap di rumah saat merasa tidak enak badan
- Menahan diri dari merokok dan aktivitas lain yang melemahkan paru-paru
- Hindari perjalanan jauh dan jauhi aktivitas rentan
Cegukan Tak Berhenti Sampai Berhari-hari, Gejala Baru COVID-19?
Berbagai gejala baru yang tak terpikirkan sebelumnya makin banyak dilaporkan oleh pasien virus Corona COVID-19. Terbaru, seorang pasien mengeluh cegukan hingga berhari-hari.
Pria 62 tahun asal Chicago mengalami gejala ini setelah dinyatakan positif COVID-19 dan tidak disertai gejala lainnya. Kasus yang dilaporkan di American Journal of Emergency Medicine tersebut menyebutkan, pasien punya riwayat diabetes.
Pasien ini masuk ke unit gawat darurat dengan suhu baran 37,3 derajat celcius dan nadi 96 denyut permenit. Dokter melakukan pemindaian dan mendapat groundglass opacities yang mengindikasikan masalah pada paru.
"Sepengetahuan kami, ini adalah laporan kasus pertama cegukan tak sembuh-sembuh sebagai keluhan yang muncul pada pasien positif COVID-19 dalam literatur medis kegawatdaruratan," tulis pada ilmuwan dalam laporannya, dikutip dari The Sun.
Cegukan adalah kondisi involuntary yang bisa dipicu oleh makanan tertentu, emosi yang kuat, atau stres.
Ketua Tim Pelacakan Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso mengakui ada beberapa pasien COVID-19 yang mengalami cegukan. Ia mengaitkannya dengan kondisi kekurangan oksigen akibat fungsi paru yang menurun.
"Mungkin yang ketangkap cegukannya, padahal saturasi oksigennya turun. Jadi bukan gejala baru, tapi memang bisa semacam itu. Saya ndak tau itu berapa kasus yang seperti itu cegukan," papar dr Kohar kepada wartawan.
https://indomovie28.net/kung-fu-hustle/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar