Rabu, 18 Desember 2019

Arashiyama, Tak Hanya Sekadar Hutan Bambu

Apa yang pertama kali terlintas di benak kita saat mendengar nama Arashiyama? Pasti hutan bambunya. Namun, Arashiyama ternyata lebih dari itu.

Pasti sebagian besar dari kita akan memikirkan tentang barisan bambu-bambu yang tinggi dan ikonik yang kerap dijadikan latar foto para turis. Ya, itulah Arashiyama.

Namun, tahukah kamu bahwa di Arashiyama tidak hanya hutan bambunya saja yang sangat menarik untuk dikunjungi. Pada awal November lalu saya sekeluarga berkesempatan meluangkan waktu untuk berkunjung ke beberapa tempat di Jepang.

Arashiyama di Kyoto adalah salah satu tempat yang paling berkesan bagi kami. Bukan karena adanya hutan bambu yang terkenal itu saja, tetapi juga itu objek wisata alam serta toko-toko penjual di sekitarnya yang otentik dan mengesankan.

Perjalanan kami awali dari Stasiun Shin-Imamiya yang tepat berada di seberang Hotel kami di Osaka, lalu stop di Stasiun Tennoji dan melanjutkan ke Stasiun Kyoto dengan berpindah ke kereta Haruka dengan gambar khas Hello Kitty-nya lalu dengan menempuh waktu sekitar 1,5 jam akhirnya kami tiba di Stasiun Saga-Arashiyama.

Dari stasiun Saga-Arashiyama kami berjalan kaki sekitar 20 menit menuju Hutan Bambu Arashiyama. Sepanjang jalan menuju Hutan Bambu Arahsiyama kami melihat suasana yang sangat berbeda ketika berjalan di daerah Arashiyama, Kyoto.

Suasana Arashiyama terasa lebih tradisional dibandingkan Osaka maupun Tokyo. Barisan rumah dengan arsitektur khas Jepang berbaris rapi di sepanjang jalan. Lebih jauh nuansa asri serta dedaunan yang menguning khas musim gugur banyak tersebar di daerah Arashiyama. Selain itu juga, banyak terdapat penjual makanan dan buah tangan khas Jepang di kanan dan kiri jalan.

Sesampainya di Hutan Bambu Arashiyama, kami melihat tampilan ribuan barisan bambu yang instagenic. Di dalam kawasan tersebut kita akan menemukan juga kuil Shinto tua yang menarik yaitu Kuil Nonomiya.

Selain itu juga terdapat jaringan rel kereta api yang masih aktif yang membelah kawasan ini. Oleh karenanya ada palang penghalang dan petugas yang menjaga ketika kereta api lewat membelah hutan bambu Arashiyama.

Selesai berkeliling Hutan Bambu Arashiyama, kami melanjutkan berkeliling Arashiyama sekaligus mencari tempat makan dan untuk menunaikan salat. Dengan berbekal pencarian di Google kami menemukan restoran halal di daerah Arashiyama yang bernama Halal Restaurant Yoshiya Arashiyama. Jaraknya sekitar 30 menit berjalan kaki dari Hutan Bambu Arashiyama.

Sepanjang jalan menuju Yoshiya Arashiyama kami sangat terkesan dengan indahnya dan asrinya suasana disana. Banyak toko buah tangan dan makanan khas Jepang dengan harga yang terjangkau serta menggugah selera.

Ada banyak sekali turis yang lalu lalang di jalanan yang kecil khas pedesaan dengan mengenakan busana khas jepang. Selain itu juga banyak restoran dengan arsitektur unik khas Kyoto juga dengan mudah kita temukan. Nampak jelas setiap sudutnya terasa sangat khas pedesaan di Jepang.

Sesampainya Yoshiya Arashiyama kami harus mengantre beberapa menit untuk mendapatkan tempat duduk. Di restoran ini mereka sangat memerhatikan hidangan halal yang mereka sajikan.

Bahkan guna mendukung penerapan makanan halal ini mereka mempekerjakan seorang perempuan dari Indonesia yang berjilbab dan menyediakan tempat salat bagi para pengunjungnya.

Tidak heran banyak turis muslim yang berkunjung kesana kebanyakan dari Indonesia dan Malaysia. Untuk kualitas rasa dan harga juga sangat direkomendasikan di sini.

Selesai makan dan salat di Yoshiya kami menyempatkan untuk berfoto dan menjelajahi Sungai Katsura dan Jembatan Togetsukyo yang cantik dihiasi pegunungan dengan warna-warna khas musim gugur, sebuah perpaduan yang sangat elegan.

Jika memiliki waktu dan kesempatan kita dapat juga mencoba menaiki perahu khas Jepang untuk berlayar menikmati pemandangan sepanjang sungai Katsura ini.

Kesan saya sangat mendalam tentang pemandangan di Sungai Katsura, Arashiyama ini, bahkan saya merasa pemandangan ini adalah salah satu pemandangan yang tercantik yang pernah saya temukan di Jepang. Kombinasi sungai, jembatan dan bukit pegunungan dengan warna khas musim gugur adalah suatu pemandangan yang jarang ditemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar