Kamis, 05 Desember 2019

Survei Global PISA: Pendidikan Singapura Teratas, Indonesia di Papan Bawah

Singapura menempati urutan teratas dalam survei pendidikan di 72 negara yang dilakukan Program Penilaian Siswa Internasional (PISA), yang hasilnya diumumkan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Survei PISA yang sangat bergengsi ini menguji kemampuan siswa usia 15 tahun di bidang sains, matematika, dan membaca. Jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti survei ini mencapai lebih dari setengah juta orang.

Secara rata-rata, satu dari empat siswa di Singapura mencatat skor tertinggi di bidang sains.

Dari survei ini terlihat bahwa siswa-siswa Singapura memperoleh nilai tertinggi, disusul oleh siswa di Jepang, Estonia, Taiwan, Finlandia, Macao, Kanada, Vietnam, Hong Kong, China, dan Korea Selatan.

Mengapa praktik perempuan masih ada di Singapura?
Majalah remaja Singapura picu kemarahan karena 'salahkan' korban perkosaan
Singlish, bahasa yang ingin 'dihilangkan' oleh pemerintah Singapura
Negara-negara Eropa barat seperti Inggris, Jerman, Belanda, dan Swiss masing-masing berada di urutan 15, 16, 17, dan 18.

Keberhasilan Singapura menempati peringkat teratas tak lepas dari tingginya standar pengajaran di negara tersebut, kata Sing Kong Lee, guru besar dan wakil presiden di Nanyang Technological University.

"Singapura banyak melakukan investasi untuk meningkatkan kualitas guru... ini untuk menaikkan prestise dan status sebagai guru," kata Profesor Lee. Dengan begitu para lulusan terbaik universitas tak malu untuk menjadi tenaga pengajar.

Perkembangan 'paling pesat'

Pendidikan di Singapura
(NTUSingapore) Salah satu kunci keberhasilan Singapura di bidang pendidikan adalah tingginya standar pengajaran oleh para guru.
Semua guru di Singapura mendaparkan pendidikan dan pelatihan di Institut Nasional Pendidikan, yang dikelola oleh Nanyang Technological University.

Ini untuk memastikan kualitas dan menjamin bahwa semua guru mendapatkan standar pendidikan yang sama sebelum menjadi tenaga pengajar.

Indonesia berada di papan bawah, di atas Brasil, Peru, Lebanon, Tunisia, Kosovo, Aljazair, dan Republik Dominika.

Keterangan yang dikeluarkan OECD dan PISA hari Selasa (06/12) menyebutkan bahwa sejak ambil bagian dalam survei tahun 2000, Indonesia telah mengalami kemajuan 'yang sangat luar biasa'.

"Pada periode 2012-2015, hasil tes untuk sains di kalangan siswa usia 15 tahun naik 21 poin. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan perkembangan paling pesat."

Jika laju ini dipertahankan, kemampuan siswa-siswa di Indonesia di bidang sains akan menyamai kemampuan siswa-siwa di negara-negara maju pada 2030.

Singlish, bahasa yang ingin ‘dihilangkan’ oleh pemerintah Singapura

Kebanyakan penduduk Singapura berbicara menggunakan bahasa tidak resmi atau dialek yang dikenal dengan sebutan Singlish. Tapi, mengapa pemerintah di sana lebih ingin menghilangkannya?

Jerlyne Ong, orang Singapura yang saat ini tinggal di Kanada, mengirim pesan kepada seorang temannya di Singapura, “Cannot imagine sia. In Singapore, you strike, you lose your job. But ya, the postal service stopped liao. Cannot agree, buay song, so liddat lor. No postal service for now. Also dunno how long some more. So pek chek.” Begitulah isi pesannya yang kira-kira diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi, “Tak bisa dibayangkan sia. Di Singapura, kita mogok kerja, kita kehilangan pekerjaan kita. Tapi ya, jasa pos berhenti liao. Tak bisa setuju, buay song, seperti itu lor. Tak ada jasa pos sementara ini. Juga tak tahu berapa lama lagi. So pek chek.”

Itu bahasa Inggris atau bukan? Mayoritas dari sebanyak enam juta orang Singapura berbicara dalam bahasa Inggris, tapi mereka tidak setuju juga kalau mereka berbicara dalam bahasa itu, yang mereka setujui adalah mereka berbahasa Singlish. Singlish adalah bahasa tidak resmi (dialekkah? Atau bahasa slangnya Singapura?) yang muncul karena adanya berbagai kultur yang membentuk negara tersebut. Ini adalah sebuah contoh nyata bagaimana bahasa-bahasa dapat berubah dan berkembang. Apakah hal ini merupakan ekspresi dari karakter dan kultur Singapura, sebuah khazanah nasional, ataukah ancaman terhadap bahasa di negara tersebut? Jawabannya tentu tergantung kepada siapa yang Anda tanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar