Selasa, 17 Desember 2019

Ini Tradisi Menangkap Ikan di Raja Ampat

Balobe, tradisi menangkap ikan yang dilakukan di Raja Ampat ini begitu menarik. Kegiatan ini biasa dilakukan saat bulan gelap.

Jika di Lamalera NTT ada tradisi berburu ikan paus, maka di Teluk Mayalibit Raja Ampat, Papua Barat ada tradisi balobe ikan lema (ikan Kembung). Jadi, bagi wisatawan yang ingin menyaksikan kegiatan Balobe, berkunjunglah ke Kampung Warsambin dan Kampung Lopintol Distrik Teluk Mayalibit.

Selain menyaksikan aktivitas Balobe pada malam hari, kita juga dapat menikmati lezatnya ikan lema bakar ditemani Ubi rebus dan sagu. Pada siang harinya, kita dapat mengeksplorasi spot-spot wisata seputar Teluk Mayalibit, ada Kali Biru dengan airnya berwarna biru, Batu Kelamin, Puncak Indar dengan pemandangannya mirip Piayinemo, dan batu wajah/stone face.

Balobe adalah khazanah kearifan lokal dalam mengelola sumber daya perikanan di perairan Teluk Mayalibit. Kegiatannya sangat unik dan menarik, mudah dan hasilnya sangat memuaskan.

Tradisi ini biasa dilakukan pada saat bulan gelap. Dengan menggunakan peralatan sederhana, perahu yang diterangi lampu petro gas didayung ke tengah perairan yang berada di depan Kampung Lopintol dan Kampung Warsambin.

Cahaya lampu petro gas menarik perhatian segerombolan ikan lema dan ikan jenis lainnya untuk datang mengerumuni sumber cahaya pada bagian depan perahu yang diterangi lampu petro gas. Setelah melihat sudah banyak ikan berkumpul, perahu kemudian didayung secara perlahan menuju ke tepi perairan dangkal, segerombolan ikan lema yang asik bermain di bawah mengikuti cahaya, lalu terjebak di tepi perairan dangkal.

Dengan sigap, nelayan turun dari perahu lalu menangkap ikan menggunakan serok atau alat penimba ikan yang terbuat dari jaring. Ikan-ikan tersebut langsung dimasukan dalam cool box yang telah disiapkan dalam perahu.

Tradisi ini hidup di tengah masyarakat Kampung Lopintol dan Kampung Warsambin di Distrik Teluk Mayalibit. Dua kampung bertetangga yang memiliki perbedaan agama.

Lopintol sering disebut Kampung Muslim karena semua warganya beragama muslim sedangkan Warsambin dihuni oleh mayoritas masyarakat beragama Kristen Protestan. Namun masyarakat kedua kampung ini memiliki ikatan kekeluargaan dan kekerabatan yang kuat. Tak ada gaduh atau riuh perpecahan, mereka hidup rukun, damai dan saling menghormati.

"Malam ini saya ikut Balobe," kata Khadija, perempuan paru bayah kelahiran Kampung Lopintol. Ia mengaku dirinya sudah sering Balobe ikan lema sejak kecil. Hampir setiap malam ada sekitar 80 sampai 100 perahu ada di tengah perairan berburu ikan lema.

"Sejak tong kecil sudah biasa melaut, ikut balobe," ujar Khadija
Kegiatan Balobe merupakan tradisi yang diwariskan para leluhur sejak puluhan tahun lalu. Menurut Khadija harga ikan lema per ekornya Rp. 2000. Jika hasil balobe mencapai 1000 ekor ikan lema maka ia bisa mendapatkan uang 2 juta rupiah.

Pagi yang Syahdu di Punthuk Setumbu

Punthuk Setumbu adalah salah satu destinasi wisata yang berada di dekat Candi Borobudur. Ini salah satu lokasi syutingnya AADC 2 lho!

Lokasinya yang cukup terjangkau, membuat para wisatawantertarik untuk mengunjungi tempat tersebut. Tidak hanya wisatawan dalam negeri, banyak juga pelancong dari berbagai negara yang penasaran dengan tempat ini loh.

Kali ini, saya ingin membagikan pengalamanku ketika berwisata ke salah satu tempat shooting film AADC 2 ini. Ya, pada awalnya saya memang sangat penasaran saat melihat adegan film Rangga dan Cinta yang berlarian di pagi hari dengan view yang sangat membangkitkan semangat. Selepas menonton film ini, saya mencari di internet tempat yang seperti di film, ternyata lokasi itu hanya berdekatan dengan Candi Borobudur.

Setelah berbulan-bulan mengagendakan untuk pergi ke sana dan tidak jadi-jadi, karena teman saya selalu sibuk. Akhirnya untuk mengobati rasa penasaran saya dengan tempat ini, saya mengajak adik kandung saya dan bapak saya untuk pergi ke sana.

Kami berangkat dari rumah, sekitar pukul 03.00 WIB dari Yogyakarta. Saat itu kebetulan sedang awal musim kemarau, sehingga baru keluar rumah saja angin malam sudah menusuk sampai ke tulang. Sebelum berangkat saya keluar rumah terlebih dahulu untuk melihat apakah di langit banyak bintang atau tidak.

Soalnya, katanya sih kalau banyak bintang itu tandanya di pagi hari bakalan cerah dan matahari terbit akan terlihat dengan jelas. Setelah usai bersiap-siap, kami bertiga berangkat menggunakan 2 sepeda motor. Saya berboncengan dengan adikku, sementara bapakku mengendara seorang diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar