Selasa, 10 Desember 2019

Kementerian BUMN Jawab Rumor Jonan Jadi Bos Garuda

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara terkait rumor Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang bakal ditarik menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik, Arya Sinulingga mengatakan, belum ada rencana menarik Jonan menjadi bos Garuda.

"Nggak ada, belum ada," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

Apakah Jonan bakal ditawari menjadi petinggi Garuda? Arya belum memberi keterangan yang jelas. Dia hanya mengatakan Garuda masih punya waktu lama untuk memiliki bos baru.

Dia bilang, Garuda punya waktu 45 hari untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menentukan jajaran pengurus perusahaan.

"(Mau ditawari?) Belum ada. Masih lama 45 hari," ungkapnya.

Dia mengaku, hingga saat ini pihaknya belum punya nama calon-calon pengurus Garuda.

"Belum sama sekali," tutupnya.

Anggota BPK Cium Keanehan Pemecatan Helmy Yahya dari TVRI

 Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Achsanul Qosasi menyebut ada keanehan dalam pemecatan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Helmy Yahya oleh Dewan Pengawas (Dewas).

Hal tersebut ia tuliskan dalam cuitan di akun Twitternya @AchsanulQosasi. Menurutnya, BPK sendiri sudah memberikan predikat kinerja yang baik terhadap TVRI di bawah kepemimpinan Helmy. Ia pun heran mengapa Dewas justru memecat Helmy.

"Ada 'yang aneh' di TVRI ini. Pemeriksaan kinerja yg dilakukan BPK-RI nanti akan membuktikan bahwa kinerja TVRI selama ini sangat baik," tulis Achsanul di akun Twitternya seperti yang dikutip detikcom, Selasa (10/12/2019).

Bahkan, ia menyebutkan bahwa kisruh antara Direksi TVRI dengan Dewas ini hanya menjadi sumber permasalahan.

"Perseteruan Direksi dan Dewas adalah biang utama permasalahan. Sekneg (Sekretariat Negara) harus memperbaiki PP (Peraturan Pemerintah), dan semua pihak harus saling menghargai peran masing-masing," terang Achsanul.

Menurutnya, Direksi TVRI saat ini sudah diisi oleh tokoh-tokoh profesional, termasuk Helmy Yahya. BPK sendiri tanpa ragu memberikan predikat terhadap laporan keuangan TVRI dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di bawah kepemimpinan Helmy.

"BPK tanpa ragu WTP. Saat ini TVRI mdpt Direksi yang profesional dan baik," ujar dia.

Ia pun membeberkan sejumlah kesuksesan TVRI di bawah kepemimpinan Helmy, di antaranya:

• Restrukturisasi Organisasi
• Penyelesaian Utang
• Revitalisasi Asset dan Inventaris
• Berhasil selesaikan PP PNBP (bertahun-tahun tak pernah beres)
• Tindak Lanjut Temuan BPK 96%
• Perbaikan Laporan Keuangan
• Kerjasama dengan pihak lain
• Transparan dan Akuntabel.
• Kualitas siaran membaik
• Rating meningkat tajam
• Sponsor banyak (dulu tak ada yang mau)
• Banyak pihak yang berminat kerja sama
• Solidaritas karyawan muncul

Untuk membuktikan hal tersebut, ia pun akan menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas kinerja TVRI oleh BPK kepada Direksi dan Dewas TVRI untuk menjadi bahan mediasi kedua belah pihak.

"LHP kinerja BPK-RI akan kami serahkan minggu depan, itulah dokumen valid negara atas keberhasilan TVRI. Sabar ya. Hasil pemeriksaan belum bisa saya ungkap ke publik, minggu ini saya serahkan ke Direksi dan Dewas untuk saling tabayyun demi TVRI," tutup Achsanul dalam cuitannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar