Rabu, 09 September 2020

Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Menginfeksi Usus Meski Negatif di Pernapasan

Berdasarkan riset dari fakultas kedokteran Chinese University of Hong Kong, virus Corona bisa terus menginfeksi dan bereplikasi di saluran pencernaan, meski sudah tidak ada di saluran pernapasan. Bahkan infeksi ini bisa terjadi meskipun tidak menunjukkan adanya gejala di sistem pencernaan (gastrointestinal) pasien yang mengalaminya.
Untuk mempelajari aktivitas virus di dalam saluran pencernaan, para ilmuwan di Chinese University of Hong Kong meneliti sampel tinja dari 15 pasien COVID-19. Hasilnya, mereka menemukan adanya infeksi di usus di tujuh pasien. Para ilmuwan mencatat beberapa di antara pasien tersebut tidak mengalami gejala di pencernaan seperti mual, diare, atau sebagainya.

Sementara sebanyak tiga pasien masih menunjukkan adanya infeksi Corona di pencernaannya selama enam hari, bahkan setelah sampel dari pernapasannya dinyatakan negatif COVID-19.

"Kami dulu menganggap SARS-CoV-2 hanya sebagai penyakit paru atau pernapasan. Tetapi, selama beberapa bulan terakhir, banyak bukti muncul bahwa virus ini juga mempengaruhi saluran pencernaan, yaitu usus," kata Siee Chien Ng, asisten dekan kedokteran dan direktur asosiasi Pusat Penelitian Mikrobiota Gut di universitas tersebut, dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/9/2020).

"Belum diketahui bagaimana virus Corona ini masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan infeksi di sana. Ada kemungkinan beberapa partikel virus itu bertahan di asam lambung," imbuh Ng.

Ng mengatakan, perawatan yang mengatur komposisi dan fungsi mikrobioma harus diteliti lebih lanjut. Adanya virus yang menginfeksi gastrointestinal menunjukkan bahwa mikroba pelindung telah hilang, sehingga mikroba penyebab penyakit terus berkembangbiak. Hal ini bisa memberikan efek buruk jika pasien diobati dengan antibiotik.

Universitas di China pun menawarkan tes pemeriksaan feses secara gratis untuk para pelancong yang tiba di bandara, sejak akhir Maret lalu. Dari 2.000 sampel, mereka mengidentifikasi enam anak yang terinfeksi virus Corona.

"Lebih dari satu pasien dinyatakan positif, meskipun sampel pernapasan mereka negatif," jelas Francis K L, Chan, dekan kedokteran dan direktur Pusat Penelitian Mikrobiota Usus.

"Tes feses dianggap lebih akurat dan aman, sehingga lebih cocok dan efektif untukskiriningCOVID-19 untuk kelompok orang tertentu," lanjutnya.

Kondisi Kulit Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Terinfeksi Corona

- Pasien Corona tidak hanya mengeluhkan gejala umum seperti batuk, demam, atau sakit tenggorokan. Semakin hari, banyak gejala tidak biasa yang dilaporkan seperti cegukan terus menerus dan sakit kepala.
Dikutip dari Express, tanda baru yang juga perlu diwaspadai saat ini adalah perubahan kondisi kulit. Kondisi benjolan gatal di kulit dilaporkan terjadi pada beberapa pasien Corona di Inggris.

Gejala di kulit ini tercatat pada COVID-19 Symptoms Study App. Kondisi ini menyebabkan kulit pasien Corona tampak seperti timbul benjolan merah dan kemungkinan besar terasa sangat gatal.

"Data dari Studi Gejala COVID-19 menunjukkan bahwa karakteristik benjolan gatal di kulit jari tangan dan kaki, harus dianggap sebagai tanda diagnostik utama penyakit ini, dan dapat terjadi tanpa adanya gejala lain," kata para peneliti dalam COVID-19 Symptoms Study App.

Kondisi kulit seperti ini berkembang di punggung tangan dan kaki, meskipun sebenarnya bisa berkembang di mana saja pada tubuh. Mempertimbangkan untuk segera melakukan tes Corona menjadi hal penting agar jika positif, bisa langsung melakukan isolasi mandiri.

Para peneliti menemukan 8,8 persen orang yang dites positif Corona melalui swab, mengalami ruam di kulit seperti jenis cacar air sebagai bagian dari gejala mereka.

"Biang keringat atau ruam jenis cacar air bisa jadi tanda terinfeksi Corona. Area kecil, benjolan merah gatal yang dapat terjadi di mana saja di tubuh, tetapi terutama di siku dan lutut serta bagian belakang tangan dan kaki. Ruam tersebut dapat bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu," sebut para peneliti.

Namun, kondisi ruam di kulit juga bisa terjadi karena beberapa hal. Jika kondisi tersebut tidak hilang selama 48 jam, lebih baik segera pergi ke layanan kesehatan terdekat.
https://cinemamovie28.com/ratter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar