China melarang 105 aplikasi, delapan toko aplikasi, dan mengatakan akan menambah lebih banyak lagi daftar aplikasi yang akan diblokirnya.
Pelarangan ini diumumkan badan cyberspace China. Adapun alasan dilakukannya langkah ini adalah sebagai respons atas kekhawatiran warga tentang sejumlah aplikasi yang memuat konten cabul, judi atau menawarkan layanan intim.
Di daftar ini, TripAdvisor berada di urutan teratas. China agaknya tidak tertarik pada layanan tersebut karena mencantumkan banyak tempat yang mungkin dianggap tidak boleh dikunjungi warga.
Tidak diketahui dengan jelas mengapa TripAdvisor menjadi yang pertama dalam daftar cekal aplikasi ini. Mungkin China menjadikannya sebagai contoh respons atas ketidaksenangan mereka terhadap ancaman pelarangan TikTok di AS?
Dikutip dari The Register, aplikasi yang berada dalam daftar blokir ini beberapa ada yang menawarkan layanan pesan anonim, ada juga aplikasi streaming video. Badan cyberspace China mengatakan akan melarang lebih banyak aplikasi lainnya dan akan memperkuat program kepatuhan atas kebijakan ini.
Sebelumnya di bulan Oktober, China mengumumkan telah memeriksa lebih dari 340.000 aplikasi dan memperingatkan 1.100 lebih developer untuk membersihkan aplikasi mereka. Beberapa developer mungkin tidak mendapatkan memo peringatan itu atau mungkin telah mengabaikannya.
https://cinemamovie28.com/movies/disclosure/
Sosok Ilmuwan Perempuan di Balik Misi China ke Bulan
Ilmuwan perempuan berusia 24 tahun menjadi viral di media sosial China karena tergabung dalam tim yang mendaratkan misi Chang'e 5 di Bulan.
Ilmuwan tersebut bernama Zhou Chengyu yang bertugas menangani sistem konektor roket, salah satu posisi yang penting. Ia juga menjadi komandan paling muda di Wenchang Spacecraft Launch Site.
Meski ia menjadi anggota tim yang usianya paling muda, Zhou dikenal sebagai 'kakak perempuan' yang diharapkan bisa menjadi panutan bagi anak muda China, seperti dikutip detikINET dari BBC, Jumat (11/12/2020).
Media yang menjadi corong pemerintah China terus menyoroti peran Zhou dalam keberhasilan misi ini. Alhasil namanya terus menjadi trending topic di media sosial seperti Weibo sejak peluncuran wahana antariksa Chang'e 5 pada 23 November.
Kisah Zhou menginspirasi bukan hanya karena usianya yang masih sangat muda, tapi juga karena latar belakangnya yang berasal dari Suku Tujia, salah satu suku minoritas di China.
Netizen China pun banyak yang menyebut Zhou sebagai sumber kebanggaan nasional China. Sebagian netizen lainnya merespon dengan kecilnya pencapaian mereka jika dibandingkan dengan Zhou.
Zhou sepertinya tidak memikirkan statusnya yang viral di media sosial. Berdasarkan laporan media lokal Duocai Guizhou Net, Zhou berkali-kali menolak permintaan wawancara karena ia khawatir menjadi terkenal akan membuat pekerjaannya terganggu.
Selain Zhou, misi Chang'e 5 juga didukung oleh dua ilmuwan perempuan lainnya yaitu Cui Yihan, yang mengelola software peluncuran roket, dan Sun Zhenlian, direktur sistem pendukung peluncuran roket.
Cui baru saja lulus dari University of Science and Technology of China. Sedangkan Sun merupakan veteran dalam pengembangan sistem roket Long March yang pernah viral pada tahun 2019 karena tertangkap kamera menangis bahagia setelah roket Long March 3 berhasil meluncur.
Dalam beberapa tahun terakhir, China berusaha menyoroti lebih banyak pencapaian ilmuwan perempuan di negaranya. Bertambahnya jumlah perwakilan ilmuwan perempuan di China juga didorong oleh semakin banyaknya perempuan yang mempelajari sains.
Wahana antariksa Chang'e 5 saat ini telah menyelesaikan misinya di Bulan dan sedang menunggu waktu yang tepat untuk kembali Bumi. Tujuan utama misi ini adalah mengumpulkan sampel Bulan untuk dipelajari.
Chang'e 5 merupakan misi ketiga dari China yang berhasil mendarat di Bulan. Jika misi ini berhasil, China akan menjadi negara ketiga yang bisa membawa sampel bebatuan Bulan ke Bumi, dan negara pertama yang berhasil melakukannya dalam 40 tahun terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar