Komite penasihat Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada hari Kamis (10/12/2020), merekomendasikan penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech.
Rekomendasi bukan berarti program vaksinasi bisa segera dilaksanakan. Pada akhirnya FDA yang akan menentukan apakah rekomendasi tersebut diterima, namun menurut CNN sejauh ini ada sinyal kuat EUA akan diberikan.
Ini artinya Amerika Serikat (AS) bisa jadi negara berikutnya setelah Inggris yang menjalankan program resmi vaksinasi massal dengan vaksin COVID-19 Pfizer. Inggris mulai pekan ini sudah memberi suntikan vaksin COVID-19 usai mendapat EUA dari Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA).
Hanya saja MHRA memberi peringatan, melarang orang-orang yang memiliki riwayat alergi parah menerima suntikan vaksin. Ini menyusul kabar ada dua tenaga medis yang mengalami reaksi alergi berat setelah divaksin.
"Setiap orang dengan riwayat anafilaksis terhadap vaksin, obat-obatan, atau makanan tidak boleh menerima vaksin Pfizer BioNTech," kata kepala MHRA, June Raine, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/12/2020).
Sebelumnya diberitakan juga regulator kesehatan di Kanada, Health Canada, telah memberikan EUA untuk vaksin COVID-19 Pfizer. Rencananya Kanada akan mulai menjalankan vaksinasi pekan depan.
https://cinemamovie28.com/movies/sang-pencerah/
Cegah Penularan COVID-19 Lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Pemerintah Indonesia telah lama mengampanyekan paradigma sehat sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pada 2016, Presiden RI pun mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk mengampanyekan sudut pandang pelaksanaan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan promotif dan preventif.
Bahkan, program yang menempatkan kewajiban masyarakat untuk berperilaku hidup sehat tersebut dikukuhkan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang GERMAS, serta melibatkan lintas kementerian dan lembaga.
Program GERMAS kian relevan di masa pandemi. Pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci menekan penyebaran COVID-19 mengingat hingga kini vaksin belum didistribusikan. Meski demikian, penerapan program GERMAS guna mencegah kian massifnya penyebaran COVID-19 akan lebih maksimal bila ada keterlibatan masyarakat secara aktif.
Untuk itu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan menyusun Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa dengan menggali potensi masyarakat agar berdaya dan mampu berperan serta mencegah penularan COVID-19. Hal itu sesuai dengan tiga poin penting dalam GERMAS terkait pencegahan penularan COVID-19, yakni peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan pangan sehat dan perbaikan gizi, serta peningkatan edukasi hidup sehat.
Dalam aktivitas ini, masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab. Di antaranya adalah menerapkan protokol kesehatan dalam perilaku sehari-hari, membantu Ketua RT/RW dan Kepala Desa/Lurah dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 seperti melalui pemantauan mobilitas warga yang keluar masuk wilayah.
Warga juga diharapkan saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. Tidak hanya itu, warga juga bertugas membantu pemenuhan kebutuhan logistik bagi tetangganya yang menjalani isolasi mandiri di rumah atau lansia yang tidak memiliki keluarga.
Selain peran tersebut, warga diharap berperan aktif untuk segera melapor ke Ketua RT/RW dan petugas Puskesmas jika merasa sakit. Tentu saja, dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker saat ke luar rumah sehingga mereka bisa segera mendapat pelayanan kesehatan sesuai ketentuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar