Seorang dokter mata di Wuhan, Li Wenliang meninggal di usia 34 tahun setelah terinfeksi virus corona 2019-nCoV. Ia merupakan salah seorang 'whistle blower' yang pertama kali menyerukan ancaman virus mirip SARS.
Li meninggal Jumat silam setelah didiagnoisis terinfeksi virus corona jenis baru 2019-nCoV. Tak lama berselang, The National Supervisory Commission memutuskan untuk menginvestigasi kematian Li.
Tidak disebutkan dengan rinci apa yang akan diinvestigasi, tetapi kabar ini muncul saat berkembang kritik tentang penanganan krisis di China. Otoritas setempat disebut tidak transparan pada fase awal epidemi.
Li dan sejumlah tenaga medis menajadi 'whistle blower' ketika mereka menyerukan adanya ancaman virus seperti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Peringatan ini, bagaimanapun dianggap sebagai tindakan ilegal oleh otoritas yang berwenang.
Kematian Li yang berusia relatif muda juga menjadi sorotan. Riset yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa kematian akibat virus corona Wuhan lebih banyak terjadi ada usia lebih dewasa dan dengan riwayat penyakit kronis.
Dikutip dari Xinhuanet, Komisi Kesehatan Nasional China mengungkapkan belasungkawa atas meninggalnya Li. Komisi ini sangat menghormati tenaga medis yang menghadapi tantangan di garis depan dalam mengendalikan epidemi dan mengesampingkan risiko bagi diri mereka sendiri.
Kebiasaan Ini Bisa Bantu Cegah Stroke Sejak Dini
- Istri dari mendiang Chrisye, Damayanti Noor dikabarkan meninggal dunia karena stroke. Ia meninggal pada Sabtu (8/2) di kawasan Puncak, Cimacan, Jawa Barat.
"Iya, stroke," kata pengamat musik sekaligus kerabat keluarga Chrisye, Stanley Tulung, saat dihubungi detikcom, Sabtu (8/2/2020).
Belakangan, kabar ini dibantah anak Chrisye, Rayinda Prasathya atau Pasha. Menurutnya, sang ibu meninggal bukan karena stroke.
"Untuk yang stroke itu, itu sebenarnya nggak benar. Karena ibu saya nggak ada riwayat stroke. Memang ada riwayat darah tinggi, memang tiap pagi minum obat. Riwayat darah tinggi dikontrol. Ini memang sudah waktunya menurut kami," ujar Pasha.
Bukan hanya pada usia lansia, generasi milenial juga rentan terkena stroke. Hal ini disebabkan ada berbagai faktor risiko stroke yang lekat dengan pola hidup masa kini. Mulai dari makanan tidak sehat, kurang gerak, hingga jarang lakukan medical check up.
Untuk mencegahnya, ada 5 kebiasaan yang dikutip dari Harvard Health Publishing ini bisa dilakukan mulai sekarang.
1. Tidak merokok
Perlu diketahui, perokok dua kali lipat lebih berisiko terkena stroke. Ini karena kandungan nikotin dalam rokok yang berbahaya bagi jantung.
Merokok juga bisa membuat darah lebih kental sehingga menyebabkan penimbunan plak di dalam pembuluh darah. Akhirnya aliran darah dan oksigen ke otak terhambat, dan berujung stroke.
2. Banyak bergerak dan olahraga
Jika kamu banyak bergerak dan olahraga, tingkat kolesterol dan tekanan darah akan menurun. Diketahui, kolesterol dan tekanan darah yang tinggi bisa dengan mudah memicu penyakit stroke. Cara simpelnya, bisa dengan banyak jalan kaki, bersepeda, dan juga naik turun tangga.
3. Banyak makan sayur
Banyak makan sayur ternyata juga bisa mengurangi risiko berbagai macam penyakit berbahaya, seperti stroke, diabetes, obesitas, kolesterol, hingga hipertensi. Kurangi makan makanan kekinian yang tinggi lemak, kolesterol, dan garam.
Yuk mulai rajin makan sayur.
4. Jaga berat badan
Salah satu faktor penyebab stroke itu adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Untuk mencegahnya terjadi, jaga berat badan yang ideal dan sesuai dengan diri masing-masing. Jangan lupa jaga asupan dan rajin olahraga ya.
5. Rutin mengontrol tekanan darah
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko stroke. Agar bisa terhindar dari penyakit ini, kamu harus mulai kurangi asupan garam, lemak, dan rutin kontrol tekanan darah ke dokter.
Akan lebih bagus lagi jika kamu juga rutin melakukan medical check up, agar kondisi tubuh bisa diketahui secara jelas.
https://nonton08.com/contraband/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar