Sebanyak 6 WNI (Warga Negara Indonesia) 'suspek' virus corona dikabarkan masuk Batam dari Singapura. Kementerian Kesehatan tengah menelusuri kabar tersebut.
"Sedang dilacak kebenarannya. Karena tidak mungkin singapura melepas orang suspek," kata Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto, saat dihubungi detikcom, Minggu (9/2/2020).
"Karena suspek artinya orang sakit yg dikarantina," lanjut dr Yuri.
Saat ini, Kementerian Kesehatan telah menyiagakan thermal scanner untuk mendeteksi demam sebagai gejala infeksi virus corona. Artinya, suspek seharusnya akan terdeteksi ketika melewati alat tersebut.
Protokol organisasi kesehatan dunia WHO, menurut dr Yuri juga melarang orang sakit keluar dari satu negara.
"Kemarin dari Wuhan 3 WNI yang sakit tidak boleh pulang," jelas dr Yuri.
5 Alasan Virus Corona Wuhan 'Ogah' Masuk Indonesia
Tidak adanya kasus positif virus corona Wuhan (2019-nCoV) di Indonesia disikapi beragam. Di satu sisi patut disyukuri karena memang tidak ada yang berharap ada yang sakit, di sisi lain ada juga yang mempertanyakan kemampuan mendeteksi.
Soal kemampuan mendeteksi virus corona baru, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) lewat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menegaskan bahwa kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona Wuhan tidak perlu diragukan.
"Jadi reagen itu sudah tersedia di laboratorium kami, sesuai dengan guideline yang diberikan dari WHO," kata Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Dr dr Vivi Setyawaty, M Biomed, pada Jumat (31/1/2020).
Lalu kenapa belum ada satupun kasus yang terkonfirmasi positif, ketika jumlah kasus di negara-negara tetangga terus meningkat? Tentunya ada banyak faktor yang berpengaruh, 5 di antaranya seperti dirangkum detikcom adalah sebagai berikut.
1. Iklim tropis
Ahli mikrobiologi, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr R Fera Ibrahim, MSc, SpMK(K), PhD dalam wawancara dengan detikcom membenarkan bahwa virus corona tidak tahan panas. Ditunjang dengan pola hidup sehat yang bagus, risiko infeksi bisa ditekan.
"Pengaruh iklim tropis, karena sinar matahari itu membantu juga kita untuk inaktifkan virus," kata dr Fera, pada Kamis (30/1/2020).
2. Pengamanan ketat di bandara dan pelabuhan
Wakil Ketua DPR Komisi IX, Emanuel Melkiades Laka Lena, menilai penanganan dan pencegahan virus corona Wuhan di Indonesia jauh lebih baik dibanding wabah penyakit sebelumnya. Sedikitnya 135 pintu masuk negara telah dilengkapi thermal scanner sebagai deteksi awal.
"Di semua titik masuk negeri ini, itu dalam pengendalian Kemenkes dan pihak yang terkait. Keluar masuk Wuhan pun sudah dikontrol," katanya.
3. Kit deteksi standar WHO
Kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona Wuhan sempat mencuat ketika sebuah artikel di Sydney Morning Herald memuat pernyataan Prof Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, soal reagen yang tersedia.
Menurutnya, ada reagen yang mampu mendeteksi dengan lebih cepat, dan Indonesia sedang dalam tahap pengadaan. Namun ditegaskan, hal itu tidak berpengaruh pada kemampuan mendeteksi, hanya saja memang butuh waktu lebih lama.
"Seharusnya sih kalau ada corona virus kita bisa deteksi," tegasnya.
https://nonton08.com/hangman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar